Banjir di Makassar, Imbauan Kapolres hingga Penjelasan BMKG soal Berita Hoaks
Kombes Pol Budi Haryanto mengimbau untuk mobil dan motor matik kecil agar tak keluar rumah.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Banjir kembali melanda Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/2/2023).
Banjir disebabkan hujan deras sejak Minggu (12/2/2023) malam.
Tak hanya itu, air pasang juga menyebabkan Makassar dikepung air.
Menanggapi hal tersebut Kapolres Makassar, Kombes Pol Budi Haryanto mengimbau untuk pemilik mobil dan motor matik kecil agar tak keluar rumah.
Selain itu, pengendara juga diminta untuk menghindari ruas jalan kota.
"Kalau tak perlu dan darurat tak usah keluar dulu. Kalau mogok di jalan macet." ujar Budi usai memantau arus lalulintas dalam kota, Senin (13/2/2023) siang
Mengutip TribunMakassar.com, imbauan tersebut dikeluarkan karena beberapa ruas jalan utama dan arteri Kota Makassar macet.
Baca juga: Penyebab Kota Makassar Dikepung Banjir, Hujan Intensitas Tinggi hingga Pasang Air Laut
Mobil mini SUV, Sedan, hingga motor matic yang terkena banjir menjadi salah satu penyebab macet.
Pihaknya juga mengimbau 200 lebih Bhabinkamtibmas untuk melaporkan kondisi warga binaannya.
Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk waspada dan ikut memantau kondisi tetangga serta lingkungan.
Tanggapan BMKG Soal Hoaks Imbauan Tak Boleh Keluar Rumah
Saat banjir terjadi, beredar di sosial media sebuah catatan suara atau voice note yang berisikan imbauan masyarakat Makassar untuk tidak keluar rumah.
Dalam pesan yang mencatut BMKG tersebut juga disebutkan, Makassar akan direndam air setinggi 2 meter.
Baca juga: Makassar Dikepung Banjir, Kegiatan Sekolah Dilakukan Secara Daring hingga Jalanan Terendam Banjir
Mengutip TribunMakassar.com, Kepala Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Hanafi Hamzah mengungkapkan bahwa voice note tersebut bukan rilis atau imbauan resmi dari BMKG.
Namun, ia tak menampik tentang adanya peringatan dini cuaca ekstrem yang melanda Sulsel selama empat hari, 12-16 Februari 2023.
"Jadi kita sudah membuat pemetaan wilayah yang kategori hujan lebat hingga sangat lebat," ujar Hanafi dalam keterangan resminya.
Ia juga mengatakan, ada potensi angin kencang.
"Karena potensi angin kencang yang dengan skala lebih dari 15 Knot itu membentuk ketinggian gelombang yang sedikit besar," terangnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunMakassar.com, Sudirman/Muslimin Emba)