Tumpek Krulut, Perayaan Hari Kasih Sayang dan Kebahagiaan Umat Hindu di Bali
Tumpek Krulut adalah prayaan hari kasih sayang dan kebahagiaan bagi umat Hindu di Bali. Tumpek Krulut merupakan rangkaian dari enam jenis Tumpek.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Contohnya, ketika seseorang mendengar halunan gamelan saat perayaan upacara keagamaan, maka secara tidak langsung akan mencipatakan sensasi senang.
Perasaan bahagia ini ditandai dengan menggerakkan kepala, kaki, atau tangan seakan-akan para pendengar adalah pemain gamelan tersebut.
Dari hal inilah suara gamelan yang mengalun indah dapat memberikan rasa senang bagi pendengarnya.
Hari Raya Tumpek Krulut tak hanya tentang seni, dikutip dari Universitas Dwijendra.
Perayaan ini juga memperingati hari tentang aspek Ketuhahan dalam bentuk seni.
Misalnya, dalam alat-alat gamelan terkandung nyasa (simbol) yang didalemnya bersemayam para dewa yakni Dewa Iswara (Dang), Dewa Siwa (Ding), Dewa Brahma (Deng), Dewa Wisnu (Dung), dan Dewa Mahadewa (Dong).
Baca juga: Tumpek Landep: Upacara Umat Hindu untuk Mohon Ketajaman Berpikir kepada Hyang Widhi
Jenis Hari Raya Tumpek
Hari Raya tumpek dalam perhitungan kalender bali ada enam.
Keenamnya adalah Tumpek Landep, Tumpek Wariga, Tumpek Kuningan, Tumpek Krulut, Tumpek Uye, dan Tumpek Wayang.
Berikut ini enam jenis hari Tumpek, dikutip dari Universitas Dwijendra.
1. Tumpek Landep
Hari Tumpek Landep adalah pemujaan Hyang Pasupati sebagai ungkapan rasa terima kasih umat Hindu khususnya di Bali.
Umat Hindu Bali merayakan Tumpek Landep untuk Sang Hyang Widi Wasa yang turun ke dunia dan memberikan ketajaman pemikiran kepada manusia.
Adapun ketajaman itu layaknya senjata yang berbentuk lancip atau runcing seperti keris, tombak dan pedang.