LDII Bangun Arboretum di Lereng Utara Gunung Lawu Usai Tanam 4 Juta Pohon
Sekitar 250 relawan LDII Peduli Lingkungan berpeluh di ketinggian 1.000-an mdpl lereng Gunung Lawu sisi utara.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Sekitar 250 relawan LDII Peduli Lingkungan berpeluh di ketinggian 1.000-an mdpl lereng Gunung Lawu sisi utara.
Mereka menanami lahan arboretum Perkebunan Teh Jamus di Girikerto, Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Lahan seluas 6 hektare nantinya akan ditanami secara bertahap dengan tumbuhan endemis Indonesia, termasuk tanaman obat.
“Arboretum ini nantinya sebagai pusat penelitian, kajian, juga pendidikan terkait tumbuhan endemis Indonesia. Tumbuhan dari luar juga bisa ditanam di sekitaran Kebun Teh Jamus yang bisa menambah keanekaragaman hayati,” ujar Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, yang hadir membuka sekaligus meresmikan Arboretum LDII pada Minggu (19/2/2023), yang digagas DPP LDII bekerja sama dengan DPD LDII Kabupaten Ngawi.
Ony Anwar Harsono mengapresiasi inisiatif LDII dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Menurutnya, semakin banyak vegetasi uang ditanam di lereng Gunung Lawu sisi utara, bakal bermanfaat untuk konservasi air.
“Semoga ini bisa terus dijaga dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya bisa dirasakan warga Kabupaten Ngawi dan warga umum, yang hendak studi di arboretum milik komunitas warga LDII,” katanya.
Kepedulian LDII terhadap lingkungan sudah dirintis sejak 2008 silam.
Saat itu DPW LDII Jawa Timur bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur, mengadakan gerakan penghijauan bertajuk Go Green.
Acara tersebut menjadi gerakan nasional, dan telah menanam sekitar 4 juta pohon menurut data Departemen Litbang, Iptek, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII.
Menurut Ketua DPP LDII Korbid LISDAL yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor Sudarsono, selain Go Green, LDII sangat perhatian dengan masalah sampah.
“Kami berpartisipasi dalam World Clean-Up Day sejak 2021. Selain itu, kami juga mendorong masalah sampah selesai di rumah tangga, dengan mengurai sampah organik menggunakan magot dan memilah sampah anorganik untuk dikirim ke bank sampah atau pengepul. Pengolahan sampah tersebut juga dilakukan di pondok-pondok pesantren LDII,” tutur Sudarsono.
“Sebagai lembaga dakwah, kami melihat bahwa dakwah dapat dilakukan melalui pelestarian lingkungan. Kalau tidak oleh kita, nanti semua orang tidak peduli dan itu bisa menjadi masalah bagi anak cucu kita. Itu yang membuat kami di LDII sangat mendukung dan berusaha berkontribusi positif untuk lingkungan,” katanya.
Baca juga: Kemendagri Minta Ormas Islam LDII Netral Aktif Hadapi Pemilu 2024
Bagi LDII, peduli lingkungan merupakan bagian dari dakwah bil haal.