Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Kerusuhan di Wamena, Kios Warga Perantau Dibakar, Ada Provokasi Isu Penculikan Anak

Insiden kerusuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Tengah, Kamis (23/2/2023).

Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Fakta-fakta Kerusuhan di Wamena, Kios Warga Perantau Dibakar, Ada Provokasi Isu Penculikan Anak
Tribun-Papua.com/Arny Hisage
Massa membakar kios milik warga perantau di Kampung Lantipo, Distrik Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023) siang. Warga terprovokasi isu penculikan anak. 

Peristiwa 2019

Massa pengunjuk rasa bakar kantor Bupati Jayawijaya di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) pagi.
Massa pengunjuk rasa bakar kantor Bupati Jayawijaya di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019) pagi. (HO/Tribunnews.com)

Pada 2019 lalu, Wamena menjadi medan berdarah setelah sekelompok massa yang sebagiannya berseragam SMA melakukan perusakan dan pembakaran terhadap sejumlah bangunan.

Massa termasuk merusak kantor bupati Wamena serta menyerang warga.

Sedikitnya 33 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Baca juga: Talkshow Overview Tribunnews 23 Februari 2023: 2 Pekan Pilot Susi Air Disandera KKB Papua

Tokoh gereja di Wamena, Yohannes Djonga, mengatakan aksi ini dipicu oleh pernyataan rasial dari seorang guru kepada seorang siswa di SMA PGRI, Sabtu (21/9/2019).

Pihaknya juga mengatakan bahwa aksi pembakaran berlangsung di kantor bupati, kantor PLN, dan sejumlah ruko.

"Jadi tadi kantor bagian keuangan di kantor bupati dibakar, PLN juga dibakar. Dan beberapa kios kecil di pinggir rumah jalan, itu dibakar," kata Yohannes Djonga.

BERITA TERKAIT

Menurut Djonga, massa aksi merupakan para siswa yang hendak melaporkan tindakan rasis gurunya kepada polisi.

Menurut keterangan darinya, aksi tersebut melibatkan hampir seluruh siswa di SMA Wamena lantaran para siswa SMA PGRI mendatangi sekolah-sekolah lain dan mengajak seluruh pelajar untuk berdemonstrasi, melansir TribunnewsWiki.com.

Tetapi Kapolda Papua saat itu, Irjen Pol Rudolf A Rodja, berkata lain.

Pihaknya mengatakan bahwa insiden rasial di SMA PGRI adalah isu hoaks dan membantah kerusuhan ini akibat insiden rasial.

Ia menyebut keributan yang terjadi di Wamena karena tawuran antarpelajar.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Tribun-Papua.com/Arni Hisage) (TribunnewsWiki.com/Widi Hermawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas