Tanggapi Kerusuhan di Wamena, Anggota DPR Papua Minta Aparat Beri Keadilan bagi Para Korban
Anggota DPR Papua, Namantus Gwijangge mengatakan penegak hukum harus memberikan keadilan bagi korban warga asli Papua dan perantau.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR Papua, Namantus Gwijangge mengatakan penegak hukum harus memberikan keadilan bagi korban warga asli Papua dan perantau.
Hal ini disampaikannya menanggapi kasus kerusuhan di Sinakma, Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Namantus juga meminta pihak kepolisian untuk mengungkap dan memproses para pelaku dan penyebar informasi yang memicu kerusuhan.
"Kalau ini tidak jalan, nanti timbul ulang masalahnya, karena ini korban dalam jumlah besar," kata Namantus.
Mengutip Tribun-Papua.com, Namantus juga menilai, kerusuhan tersebut harus menjadi perhatian.
Penyelesaiannya juga harus cepat agar tak berkepanjangan.
"Penyelesaian secara budaya perlu dilakukan, tetapi juga para pelaku harus diproses hukum," kata dia.
Baca juga: Venna Melinda Bertemu Keluarga Ferry Irawan di Persidangan, Athalla Naufal: Kan Nggak Ada Masalah
Korban Bertambah
Diketahui, kerusuhan dipicu karena adanya adanya isu penculikan anak.
Karusuhan pun menyebabkan korban jiwa.
Direktur Eksekutif Yayasan keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem mengungkapan, kini korban jiwa ada 10 orang.
Ia mendunga, korban meninggal karena adanya dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
"Ada dugaan pelanggaran HAM, karena yang korban ini semua mengalami korban tembak," kata Hesegem kepada Tribun-Papua.com, Jumat (23/2/2023).
Ia juga mengatakan belum bisa memastikan tentang ada atau tidaknya pelanggaran HAM.
Karena, kata Theo, yang berhak soal hal tersebut adalah Komnas HAM.
Kondisi Terkini Wamena
Saat ini, situasi di Wamena sudah berangsur kondusif.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri.
"Situasi berangsur kondusif. Pemda di sana sudah mengumpulkan Forkopimda, tokoh agama, tokoh agama untuk penanganan situasi di sana," ungkapnya seperti yang diwartakan Tribun-Papua.com, Jumat (24/2/2023).
Mathius punturut berbela sungkawa kepada semua korban meninggal dunia dan korban yang sedang menjalani perawatan.
"Update terakhir korban meninggal dunia 10 orang di antaranya 8 orang asli Papua dan dua lainnya pendatang."
"Ada juga korban luka untuk aparat keamanan sebanyak 18 orang, sedangkan 16 orang terkena lemparan batu dan dua lainnya terkena panah," ujarnya.
Ia mengungkapkan, korban yang terkena panah merupakan perwira polri dan anggota TNI yang bertuas.
“Yang terkena panah itu, satu dari perwira Polri dan satu dari teman kita TNI yang bertugas di sana," sambungnya.
Ia juga berharap, kasus ini bisa segera ditangani.
"Kami berharap kedepan kasus ini diambil langkah cepat untuk menangani agar tidak berimbas terlalu lama," harapnya.
(Tribunnews.com, Renald)(Tribun-Papua.com, Arni Hisage/Roy Ratumakin/Marselinus Labu Lela)