Sosok Heru Prastiyo, Pelaku Mutilasi Wanita di Sleman, Jadi Pribadi yang Tertutup sejak 2 Tahun Lalu
Heru Prastiyo, pelaku mutilasi wanita di Sleman jadi pribadi yang tertutup sejak dua tahun lalu, tertekan gara-gara pinjol.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap wanita berinisial AI (34) di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, akhirnya terungkap.
Pelaku adalah Heru Prastiyo (23), yang merupakan teman kencan korban.
Keduanya sudah saling kenal selama kurang lebih 4 bulan, melalui media sosial.
Heru nekat menghabisi nyawa AI lantaran terjerat pinjaman online alias pinjol.
Setelah melakukan aksi kejinya, pelaku membawa kabur barang berharga milik korban.
Lantas siapakah sosok Heru Prastiyo?
Baca juga: Pelaku Mutilasi di Sleman Sudah Rencanakan Pembunuhan, Ayah Korban Minta Pelaku Dihukum Mati
Dilansir TribunJogja.com, sehari-hari, Heru bekerja di sebuah jasa tenda di Sleman.
Di lingkungan tempatnya bekerja, Heru dikenal sebagai sosok yang tertutup.
Dikatakan pemilik jasa tempat pelaku bekerja, Heru sudah bekerja selama kurang lebih 5 tahun.
"Betul (Heru) itu karyawan kami. Yang kami tahu, dia pribadi yang baik, anaknya sopan."
"Tetapi memang agak tertutup seperti sedang memiliki tekanan sejak dua tahun lalu karena terlilit pinjol," jelasnya, Rabu (22/3/2023).
Kenal Korban Lewat Facebook
Kepada polisi, Heru mengaku mengenal korban melalui media sosial Facebook pada November 2022 lalu.
Keduanya tidak menjalin hubungan asmara, namun sudah beberapa kali bertemu dan melakukan hubungan intim.
Demikian disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra.
"Sudah beberapa kali ketemu dan beberapa kali korban dan tersangka berhubungan intim," terangnya, dilansir TribunJogja.com.
Namun, kata Nuredy, saat malam nahas itu, Minggu (19/3/2023), keduanya belum sempat berhubungan badan.
Korban dilumpuhkan oleh pelaku saat sedang membuka bajunya.
"Hasil keterangan dari tersangka bahwasannya belum sempat dilakukan hubungan badan."
"Namun pada saat korban membuka baju dan dalam keadaan lengah, (korban) langsung dipukul kepala bagian belakang kemudian lumpuh dan dilakukan eksekusi," bebernya.
Mutilasi Korban untuk Hilangkan Jejak
Setelah korban tewas, pelaku lantas dengan sadis memotong tubuh korban menjadi beberapa bagian.
Motif pelaku memutilasi jasad korban adalah untuk menyembunyikan jejak pembunuhan.
Awalnya Heru berencana membuang potongan tubuh korban ke septink tank atau ke toilet penginapan.
Namun, karena memerlukan waktu yang lama untuk melakukan hal itu, pelaku berubah pikiran.
Ia memilih untuk meninggalkan potongan tubuh korban begitu saja di penginapan.
Baca juga: Alasan Heru Prastiyo Mutilasi Tubuh AI Ibu Muda di Sleman, Ingin Hilangkan Jejak
"Namun dikarenakan pekerjaan yang dilakukan oleh tersangka ini membutuhkan waktu yang lama dan pada saat yang bersangkutan makan dan minum di Warmindo sekitar pukul 20.00 WIB, tersangka berubah pikiran untuk meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke wisma dan kemudian melarikan diri," ungkapnya.
Terjerat Pinjol
Masih dari laman TribunJogja.com, pelaku nekat menghabisi nyawa AI karena terjerat utang pinjol Rp 8 juta di tiga aplikasi berbeda.
Utang itu menjadi penyebab pelaku gelap mata dan menghabisi nyawa korban.
"Bahwasannya alasan yang bersangkutan melakukan pembunuhan untuk menguasai harta milik korban."
"Dikarenakan tersangka terlilit utang pinjol dari tiga aplikasi senilai Rp 8 juta," ucap Nuredy.
Kronologi Penemuan Jasad Korban
Dukuh Purwodadi, Kamri menjelaskan, penemuan jasad korban bermula pada Minggu (19/3/2023).
Saat itu, penjaga penginapan merasa curiga karena tamu yang menginap sejak Sabtu sore tak kunjung keluar kamar.
Sementara lampu kamar terus menyala.
Merasa curiga, penjaga penginapan lantas mengetuk pintu kamar tersebut sekira pukul 22.30 WIB.
Akan tetapi, tidak ada respons dari tamu yang menyewa kamar tersebut.
Penjaga penginapan kemudian berinisiatif mencongkel jendela guna mengetahui kondisi di dalam kamar.
"Terus dibuka, congkel lewat jendela kecil ditemukanlah (mayat) di kamar mandi," ujar Kamri, dilansir TribunJogja.com.
Saat itu, ia mengaku ditelepon oleh penjaga penginapan, lalu menghubungi Polsek Pakem, Polresta Sleman, dan Polda DIY.
Kamri mengungkapkan, saat ditemukan, tubuh korban dalam kondisi sudah tidak utuh.
"Jenazah baru berhasil dievakuasi saat azan Subuh dan dibawa ke RS Bhayangkara," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJogja.com/Miftahul Huda/Ahmad Syarifudin)