Pengakuan Polisi di Samarinda Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur Selama 23 Tahun untuk Cari Pahala
Anggota Polisi di Samarinda punya pekerjaan sampingan yang luar biasa mulia, namanya Bripka Joko Hadi Aprianto pekerjaan sampingan tukang gali kubur.
Editor: Theresia Felisiani
Niat kemanusiaan
Dahulu, saat masih SMP, Bripka Joko bercerita, dirinya mendapatkan upah Rp 35.000 dari menggali kuburan.
Upah itu digunakan untuk membantu orangtuanya.
Namun dari niat semula mencari tambahan penghasilan untuk keluarga kini bergeser.
Bripka Joko yang menjadi ketua penggali kubur kini melakukan pekerjaan tersebut karena kemanusiaan.
"Dulu waktu masih sekolah SMP Rp 35.000 upah gali kubur, sekarang saya sering nombok, biasanya bagi yang kurang mampu saya gratiskan, tapi anggota tetap saya gaji pakai uang pribadi," kata ayah dari lima orang anak itu.
Kuburkan 14 jenazah sehari
Bripka Joko menjelaskan, di pemakaman tersebut ada tim penggali kubur lain selain timnya.
Sehingga pekerjaan memakamkan warga bisa dibagi dua tim.
Rata-rata dalam seminggu, timnya bisa menguburkan 8-11 jenazah.
Namun, Bripka Joko mengatakan, paling banyak timnya menguburkan 14 jenazah sehari saat pandemi Covid-19.
"Kalau yang paling banyak pas Covid-19 ada 14 jenazah sehari.
Kalau satu minggu ini kami kuburkan 11 jenazah," ungkap dia.
Dukungan pimpinan