Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih di Samosir Dianggap Janggal, Ini Kata Pakar Psikologi Forensik

Kematian Bripka Arfan Saragih berbuntut panjang karena pihak keluarga merasa ada yang janggal. Ini tanggapan pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih di Samosir Dianggap Janggal, Ini Kata Pakar Psikologi Forensik
via TribunMedan.com/YouTube Baitul Maal Hidayatullah
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel (kanan), bicara soal kematian Bripka Arfan Saragih (kiri) yang disebut bunuh diri menggunakan sianida. 

TRIBUNNEWS.COM - Kematian Bripka Arfan Saragih yang dianggap janggal mendapat sorotan dari pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Menurut Reza, untuk mengetahui penyebab kematian Bripka Arfan Saragih perlu dilakukan autopsi fisik dan autopsi psikologis. 

"Tapi kalau kita sisir, kecil kemungkinan faktor alami (natural), faktor kecelakaan (accident), dan faktor bunuh diri (suicide)."

"Tinggal satu yakni pembunuhan (homicide)," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (27/3/2023).

Diketahui, Bripka Arfan Saragih ditemukan meninggal oleh rekannya sesama anggota polisi di tebing curam Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara pada 6 Februari 2023.

Berdasarkan keterangan kepolisian, Bripka Arfan Saragih diduga bunuh diri karena menggelapkan uang pajak kendaraan warga sebesar Rp2,5 Milliar.

Baca juga: Polda Sumut Bakal Bentuk Timsus, Usut Kematian Bripka Arfan Saragih yang Disebut Janggal

Namun, keluarga korban merasa janggal dengan penyebab kematian Bripka Arfan Saragih yang disampaikan kepolisian.

Berita Rekomendasi

Pihak keluarga menduga Bripka Arfan Saragih meninggal karena dibunuh dan pelaku pembunuhan ada kaitannya dengan kasus penggelapan pajak.

Reza Indragiri menilai Bripka Arfan Saragih tidak akan sanggup melakukan kasus penggelapan pajak seorang diri karena pangkatnya masih Bripka.

"Cukupkah masalah penyimpangan pajak Samsat ini kita kunci sebagai masalah Bripka AS semata? (bad apple theory)."

"Seberapa relevan kita tautkan situasi sistemik, penyimpangan struktural, pidana terorganisasi (rotten barrel theory) sebagai unsur yang menyebabkan masalah pajak tersebut?" ungkapnya.

Baca juga: Keluarga Tidak Yakin Polda Sumut Mampu Bongkar Kematian Bripka Arfan Saragih, Ini Alasannya

Reza Indragiri menduga ada oknum lain yang terlibat kasus penggelapan pajak dan tidak berani mengungkapkannya.

Menurutnya, bukan hal yang tabu jika ada oknum melakukan pelanggaran, maka ada oknum lain yang mengetahui kasus tersebut, bahkan ikut serta melakukan pelanggaran.

"Tapi, selama 2023 hanya ada satu laporan yang masuk ke dalam whistleblowing system Polri."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas