Pasutri Asal Lampung Pamit ke Jawa Mengajar Bordir: Dibunuh Dukun Pengganda Uang, Tinggalkan 2 Anak
Korban izin pergi ke tersebut karena ada pekerjaan mengajari kursus membuat bordir.
Penulis: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, PESAWARAN- Pasangan suami istri asal Pesawaran Povinsi Lampung, Irsad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41) menjadi turut menjadi korban kebiadaban Tohari alias Mbah Slamet.
Mbah Slamet adalah dukun pengganda uang di Banjarnegara Jawa Tengah yang membunuh 12 korbannya.
Baca juga: 2 Jenazah Lain Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Teridentifikasi: Suami Istri Asal Lampung
Keluarga mengatakan korban lebih dari setahun tidak pulang.
Helmi, kakak Tri mengatakan kedua korban pamit bekerja di Jawa.
Dikatakannya, korban memiliki usaha tapis di rumahnya sendiri yang berada di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
Helmi menyebutkan, korban izin pergi ke Jawa tersebut karena ada pekerjaan mengajari kursus membuat bordir.
“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” jawab Helmi, Rabu (5/4/2023).
Menurut Helmi, kedua korban berangkat pada tahun 2021.
Baca juga: Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Hanya Mampu Bertahan 5 Menit Setelah Minum Potasium
Setelah korban pamit pergi tersebut, dirinya mengaku tak pernah berkomunikasi selama hampir setahun tersebut.
Irsad dan Tri juga tidak berkomunikasi dengan kedua anaknya di rumah.
“Untuk komunikasi ke saya juga engga dan anaknya juga enggak,” ucap dia.
Helmi mengatakan, korban sendiri memiliki anak dua orang.
Dia mengaku mengetahui kabar adik dan iparnya tersebut telah tiada dan menjadi korban korban pembantaian oleh dukun bernama Slamet Tohari dari sang anak.
Baca juga: Pengakuan Seneh, Istri Dukun Pengganda Uang: Nikah 25 Tahun, Tak Tahu Suami Kerja Apa
Sang anak korban mengaku bahwa mendapatkan informasi tersebut dari sanak saudaranya yang berada di Solo.