Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasutri Asal Lampung Tertipu Mulut Manis Mbah Slamet, Anak Korban Ungkap Kejanggalan Ucapan Pelaku

Anak kandung korban mengungkap komunikasi orangtuanya dengan dukun pengganda uang Mbah Slamet.

Penulis: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pasutri Asal Lampung Tertipu Mulut Manis Mbah Slamet, Anak Korban Ungkap Kejanggalan Ucapan Pelaku
KOMPAS.com FADLAN MUKHTAR ZAIN/DOK. Polda Jateng
Mbah Slamet (45) dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang membunuh korbannya dengan cara diracun (kiri). Lokasi Mbah Slamet menguburkan korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara (kanan). Terungkap ucapan manis Mbah Slamet hingga korbannya teperdaya. 

Dan kabar tidak lagi diketahui olehnya sampai akhirnya kabar buruk itu diketahui oleh dirinya.

Kabar diketahui dari keluarga di Solo, Jawa Tengah.

Baca juga: Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Hanya Mampu Bertahan 5 Menit Setelah Minum Potasium

Dia mengaku mengetahui kabar adik dan iparnya tersebut telah tiada dan menjadi korban korban pembantaian oleh dukun bernama Slamet Tohari.

Sang anak korban mengaku bahwa mendapatkan informasi tersebut dari sanak saudaranya yang berada di Solo.

“Pas saya Subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya,” jawab dia.

Kemudian saya tanya langsung kepada anak korban, dan ternyata itu benar.

Dan saat ini masih menunggu hasil dari perkembangan terkait kebenaran identitas adik dan iparnya tersebut.

BERITA REKOMENDASI

Pamit ke Jawa Mengajar Kursus Bordir

Kakak kandung sebut korban dukun pengganda uang lebih dari setahun tidak pulang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Helmi selaku kakak perempuan dari istri Irsyad yakni Tri.

Helmi mengatakan bahwa kedua korban yang merupakan pasutri tersebut izin pamit untuk bekerja di Jawa.

Dikatakannya, bahwa korban memiliki usaha tapis di rumahnya sendiri yang berada di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.


Helmi menyebutkan, korban izin untuk pergi ke Jawa tersebut karena ada pekerjaan untuk mengajari kursus membuat bordir.

“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” jawab Helmi.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas