Pamit Kerja ke Jawa, Pasutri Asal Lampung Jadi Korban Mbah Slamet di Banjarnegara, Pergi sejak 2021
Pasutri asal Lampung pamit bekerja ke Jawa sejak 2021. Namun, ternyata mereka jadi korban pembunuhan Mbah Slamet, dukun pengganda uang.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri (Pasutri) asal Lampung, Irsyad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41), tewas menjadi korban pembunuhan dukun pengganda Uang, TH alias Mbah Slamet (45), di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kepada keluarganya, Irsyad dan Wahyu Tri pamit pergi bekerja ke Jawa sejak 2021.
Dua warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung ini mengaku bekerja mengajar membuat bordir dengan upah per jam.
"Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam," ungkap kakak perempuan Wahyu Tri, Helmi, saat ditemui di kediaman korban, Rabu (5/4/2023), dikutip dari TribunBandarLampung.com.
Diketahui, Irsyad dan Wahyu Tri memiliki usaha membuat tapis atau peci di rumahnya di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo.
Usai Irsyad dan Wahyu Tri pamit kerja ke Jawa pada 2021, Helmi mengaku sejak itu ia tak berpamitan dengan adik-adiknya.
Baca juga: 4 dari 12 Korban Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Berhasil Diidentifikasi, Ada Pasutri asal Lampung
Bukan hanya Helmi, anak-anak korban juga sudah putus komunikasi sejak kedua orang tuanya pergi.
“Untuk komunikasi ke saya juga enggak dan anaknya juga enggak,” ungkap Helmi.
Terkait berita kematian orang tuanya, anak Irsyad dan Wahyu Tri justru mengetahuinya dari kerabat di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baru setelah itu ia mencari berita soal Mbah Slamet di laman pencarian Google.
"Pas saya subuh buka berita di Google terkait kabar beritanya," ungkap anak Irsyad dan Wahyu Tri yang enggan disebut identitasnya, Rabu.
Untuk pemakaman keduanya, ayah Wahyu Tri, Ngalimun, berharap anak dan sang menantu dimakamkan di kampung halamannya.
Ngalimun mengatakan pihaknya saat ini masih menunggu kabar soal pemulangan jenazah Irsyad dan Wahyu Tri.
"Saya minta keduanya dimakamkan di sini (Desa Tanjung Rejo)," kata Ngalimun, Rabu.