KKB Papua Klaim Tembak 9 Prajurit di Papua, Mabes TNI Tegas Membantah: Cuma Satu Prajurit yang Gugur
KKB mengklaim telah menembak sembilan anggota TNI di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Sabtu (15/4/2023) sore.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di bawah pimpinan Panglima Komando Daerah Petahanan (Kodap) III Ndugama Derakma, Egianus Kogoya kembali berulah.
Kali ini, KKB mengklaim telah menembak sembilan anggota TNI di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono menjawab sejumlah kabar simpang siur beredar terkait baku tembak prajurit dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada Sabtu (15/4/2023).
Baca juga: Kronologi Pesawat Susi Air Dibakar KKB, Pilot Disandera, TNI Kirim Pasukan, hingga Jatuhnya Korban
Terkait kabar yang menyebutkan sembilan prajurit gugur dalam kontak tembak tersebut, Julius mengatakan sampai Minggu (15/4/2023) pukul 14.03 WIB hanya satu prajurit atas nama Pratu Miftahul Arifin dari Satgas Yonif R/321 GT yang gugur.
Almarhum Miftahul Arifin gugur saat menjalankan tugas operasi penyelamatan pilot Susi Air.
Ia mengatakan belum ada informasi lebih jauh karena adanya kendala untuk mencapai lokasi karena cuaca yang tidak menentu.
Julius juga menjawab kabar yang menyebutkan keterlibatan prajurit Kopassus dalam kontak tembak tersebut.
Baca juga: TNI Beberkan Bentuk-bentuk Propaganda KKB dalam Berbagai Aksi Teror di Papua
"Operasi ini gabungan dari Satgas beberapa satuan. Saya tidak bisa menyebutkan jumlahnya. Dan terbagi menjadi beberapa titik lokasi. Untuk inti dari pasukan itu kami tidak bisa menyebutkan," kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI Cilangkap Jakarta pada Minggu (16/4/2023).
Julius juga menjawab kabar yang menyebut kabar yang menyebut ada prajurit yang ditangkap oleh KST dalam baku tembak tersebut.
Ia mengatakan masih mencoba mendalami informasi tersebut.
Saat ini, kata dia, pihaknya masih terkendala komunikasi mengingat cuaca di lokasi tidak menentu.
"Seperti saya sampaikan tadi, kami masih mencoba mendalami. Berkaitan dengan keterbatan komunikasi, cuaca di sana tidak menentu. Update akan kami sampaikan pada kesempatan pertama," kata Julius.
Julius menyarankan agar awak media untuk merujuk informasi yang disampaikan Mabes TNI terkait hal tersebut.
"Menindaklanjuti kesimpangsiuran informasi yang beredar di media sosial sejak kemarin. Saya menyarankan kepada segenap awak media untuk berkenan merujuk kepada informasi yang disampaikan melalui jalur Mabes TNI," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.