Perekonomian Sulbar Kian Melaju, Begini Rahasianya Menurut Pj Gubernur Akmal Malik
Akmal mengutarakan, perekonomian Sulbar tumbuh tertinggi 1,04% di Mei tahun lalu yang ditopang oleh geliat sektor bisnis, penyediaan akomodasi
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang setahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Barat kian melaju.
Selain di sektor ekonomi, juga berbagai pelayanan masyarakat semakin dirasakan langsung berjalan lebih baik.
“Layaknya pohon bambu, semakin tua semakin kuat. Selama setahun ini, kami telah menanamkan fondasi yang kokoh untuk masa depan Provinsi Sulbar lebih baik,” ungkap Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik yang juga Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, 10 Mei 2023.
Tentang capaian pertumbuhan ekonomi, Akmal mengutarakan, perekonomian Sulbar tumbuh tertinggi 1,04 persen (yoy) di Mei tahun lalu yang ditopang oleh geliat sektor bisnis, penyediaan akomodasi dan makan minum pertambangan dan penggalian , serta pengadaan air.
Perkembangan terkini, Akmal menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 mencapai 3,59 persen secara year on tear dan jauh lebih tinggi dari pertumbuhan di kuartal I- 2022 yang hanya sebesar 1,04 persen.
Baca juga: Warga di Pusat Kota Wakatobi Sultra Mengaku Tidak Merasakan Gempa Berkekuatan M 6,4
“Meski, angka ini belum kembali pulih normal sebelum masa krisis yang sempat pertumbuhan mencapai 6 persen.
Sedangkan kuartal I tahun 2020 masih berada posisi 4,86 persen serta tahun pandemic 2021 mengalami minus di posisi -2,22," ujarnya.
Penyerapan APBD dan Inflasi
Dari aspek pengelolaa fiskal, Akmal menjelaskan, tingkat penyerapan APBD tahun 2022 lalu telah mencapai 94,48% dari periode yang sama tahun sebelumnya hanya 84,1%.
”Dengan tingkat penyerapan belanja yang baik ini, Sulbar meraih posisi ke tujuh serapan belanja daerah secara nasional," ungkapnya.
Begitu pula pengendalian Inflasi daerah, juga mengalami perbaikan. Sebelumnya, yakni pada tahun 2022 tingkat inflasi Sulbar tercatat 4,85% dibawah inflasi nasional 5,51%.
“Dengan perkembangan sekarang berhasil dikendalikan infrasuk sehingga selala berada dibawah rata-rata nasional Sulbar per Kuartal I tahun ini juga berhasil menatatkan inflasi terendah nasional selama dua bulan berturut-turut, pada Maret 3,89% dan April 2023,” kata dia.
Peningkatan pertumbuhan penciptaan nilai tambah tercatat dalam APBD, yakni 11 dari 17 kategori lapangan usaha. Sumber pundi penghasilan terjadi pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. “Sementara dari sisi pengelolaan sumber pertumbuhan ekonomi terbesar berasa dari komponen net ekspor,” terangnya.