Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah SD Sukabumi Dikeroyok Kakak Kelas saat di Sekolah, Korban Sempat Koma 3 Hari Sebelum Meninggal

Siswa kelas 2SD di Sukabumi Jawa Barat mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya sendiri selama dua hari hingga menyebabkan korban koma dan meninggal

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Bocah SD Sukabumi Dikeroyok Kakak Kelas saat di Sekolah, Korban Sempat Koma 3 Hari Sebelum Meninggal
TribunJabar
Ilustrasi siswa SD dan prosesi pemakaman siswa SD di Sukabumi yang mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya. Berdasarkan keterangan keluarga, korban dikeroyok oleh kakak kelasnya selama 2 hari hingga menyebabkan koma dan meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM – Bocah kelas 2 SD di Sukabumi, Jawa Barat berinisial MHD (9) meninggal dunia setelah koma akibat dikeroyok kakak kelasnya sendiri di sekolah pada Senin (15/5/2023) lalu.

Korban yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 2 itu mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya selama 2 hari berturut-turut.

Tak hanya itu, pengeroyokan itu disebut-sebut juga terjadi selama kegiatan pembelajaran masih berjalan. 

Di hari pertama pengeroyokan, korban sempat mengeluh kesakitan kepada sang kakek, MY (52).

Hal tersebut membuat sang kakek menyarankan agar keesokan harinya MHD tak bersekolah dahulu agar bisa beristirahat.

Namun, MHD tetap memaksa sekolah di hari Selasa (16/5/2023), hingga akhirnya korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya.

Baca juga: Bocah Kelas 2 SD di Sukabumi Tewas Dikeroyok Kakak Kelas

"Saya bilang, kalau sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun, saat itu korban memaksa ingin sekolah."

Berita Rekomendasi

"Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali di keroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," kata MY pada Sabtu (20/5/2023), dikutip dari TribunJabar.

Di hari kedua setelah pengeroyokan ini, MHD lantas kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit pada Rabu (16/5/2023)

Namun, MHD lantas dipindahkan ke RS Hermina setelah pihak rumah sakit mengetahui korban mengalami tindak kekerasan.

Selain kejang-kejang, rupanya korban juga sempat kritis di rumah sakit selama 3 hari.

Sempat tak mengaku dianiaya

Bocah berusia 9 tahun itu sempat tak mengaku menjadi korban pengeroyokan oleh kakak kelasnya di sekolah.

Kepada keluarga dan dokter yang merawat, MHD enggan mengatakan kejadian sebenarnya meski sudah dipaksa.

Akhirnya, dokter meminta agar keluarga korban keluar dari ruangan agar MHD bisa berterus terang mengatakan kejadian yang sebenarnya.

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa."

"Dari situ korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh 3 orang kakak kelasnya," ujar kakek korban, masih dikutip dari TribunJabar.

Dikarenakan di RS Primaya tidak menerima pasien akibat kekerasan, hal tersebut yang membuat korban akhirnya dipindahkan ke RS Hermina.

Dari hasil visum, korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak.

Baca juga: Penipu Catut Nama Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara, Tawarkan Jual Beli Mobil dan Motor

Polisi selidiki kasus pengeroyokan terhadap MHD

Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying (Freepik)

Usai dinyatakan meninggal dunia, Polres Sukabumi Kota melakukan penyelidikan terhadap kasus MHD (9) yang diduga jadi korban bullying berupa pengeroyokan kakak kelasnya.

Kapolsek Sukaraja, Kompol Dedi Suryadi, mengatakan kasus dugaan pengeroyokan MHD masih dalam penyelidikan.

Terkait meninggalnya MHD, Dedi menuturkan, baru mendapatkan laporan dari warga dan langsung menemui keluarga korban.

"Masih dalam penyelidikan dugaan-dugaan, itu baru informasi (dugaan pengeroyokan)."

"Sebab dari keluarga korban pun belum melaporkan apapun kepada kita, hanya kita mendapatkan informasi (dan) langsung ke tempat korban," ujarnya, Sabtu (20/05/2023), dikutip dari TribunJabar.

Untuk mendalami kasus tersebut, pihaknya akan meminta keterangan kepada keluarga korban hingga pihak sekolahan.

Ia meminta agar masyarakat tak memiliki asumsi liar terhadap kasus yang kini masih akan diselidiki itu.

(Tribunnews.com/Linda) (TribunJabar.com/Dian Herdiansyah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas