Dongkrak Keuntungan, Wamentan Dorong Penerapan Teknologi Digital di Sektor Pertanian dan Perkebunan
Geotagging merupakan proses penambahan metadata yang berisi informasi geografis tentang suatu lokasi ke dalam peta digital.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para pelaku di sektor pertanian dan perkebunan untuk menerapkan penggunaan teknologi dalam kegiatan operasionalnya.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan, penerapan teknologi terbukti memberikan banyak keuntungan dan kemudahan.
Terlebih, saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, namun implementasinya atau penerapannya sudah semakin mudah.
Hal ini diungkapkan Wamentan Sudaryono dalam Temu Bisnis VIII Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan tema Membangun Ekosistem Ekonomi Digital untuk Produk Lokal di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang, Selasa (17/9/2024).
Baca juga: Vietnam Merugi Rp 32,44 Triliun Akibat Topan Yagi, Kerusakan Terparah di Pertanian dan Perkebunan
"Kita telah mengetahui, teknologi saat ini adalah suatu hal yang tidak sesulit dulu, segala sesuatunya bisa diakses," ungkap Sudaryono.
"Maksudnya bagaimana, mungkin dulu orang mengakses satelit barangkali selain sulit teknologinya tapi harganya yang mahal dan seterusnya, saat ini dengan mudah kita bisa dapatkan," sambungnya.
Pemanfaatan teknologi termasuk Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, seperti penerapan Geotagging di lahan perkebunan atau pertanian.
Sebagai informasi, geotagging merupakan proses penambahan metadata yang berisi informasi geografis tentang suatu lokasi ke dalam peta digital.
Bahkan, proses pemantauan dapat dipantau melalui gadget.
"Geotagging, geolocation, kemudian mendapatkan koordinat titik, koordinat kebun kita, kebun kopi kita berada dulu mungkin sulit kita laksanakan. Tapi sekarang dengan berbekal handphone saja sudah bisa melakukan geotagging, bisa melakukan identifikasi," bebernya.
Bahkan, saat ini teknologi AI dapat mengidentifikasi permasalahan yang tengah dialami oleh petani.
Sebagai contoh, apabila kebunnya terkena hama, maka petani hanya tinggal mengambil foto tanamannya yang rusak.
Kemudian secara otomatis AI akan memberikan solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut.
"Ada satu teknologi aplikasi misalnya kopinya mungkin dimakan hama, hamanya tinggal difoto bisa diidentifikasi kira-kira penyakitnya apa, kemudian cara penanggulanya apa dan seterusnya," bebernya.
Sederet hal tersebut membuktikan bahwa teknologi sangat berpengaruh terhadap produktivitas.
"Sehingga orang itu tidak lagi harus membaca berjilid-jilid buku, atau harus mengerti semua hal tapi cukup dengan satu tools Al misalnya, dengan satu tools chat GPT misalnya, kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang kita inginkan," papar Wamentan Sudaryono.
"Ya itu tentu saja satu kemajuan bahwa teknologi itu tidak sesulit," pungkasnya.