Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Fakta Tewasnya Bocah Kelas 2 SD di Sukabumi: Sebelum Meninggal, Korban Sempat Sebut Nama Pelaku

Korban awalnya tak berani mengakui telah dianiaya kakak kelasnya. Namun, setelah berbicara dengan dokter, korban akhirnya mengaku telah dikeroyok.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in 3 Fakta Tewasnya Bocah Kelas 2 SD di Sukabumi: Sebelum Meninggal, Korban Sempat Sebut Nama Pelaku
Tribun Jabar, ladbible.com
Proses pemakaman bocah SD yang tewas diduga dikeroyok kakak kelasnya di Sukabumi, Sabtu (20/5/2023) (kiri), ilustrasi penganiayaan (tengah), dan ilustrasi siswa SD (kanan). 

TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Kasus kekerasan di sekolah kembali terjadi kali ini menewaskan seorang bocah SD di Kabupaten Sukabumi.

Bocah kelas 2 SD berinisial MY (9) meninggal dunia di rumah sakit, Sabtu (20/5/2023) pagi, diduga akibat dikeroyok teman dan kakak kelasnya.

Menurut kakek korban, dugaan pengeroyokan itu terungkap setelah korban dibawa ke rumah sakit karena mengalami sesak nafas dan sakit di bagian dada.

"Awalnya dari pihak keluarga enggak tahu korban penganiayaan. Kami menyangka itu istilahnya penyakit saja karena pas dibawa ke rumah sakit dadanya sesak, nafasnya sesak, tulang punggung dan dadanya sakit," kata HY kepada awak media di rumah duka wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (20/5/2023).

Korban awalnya tak berani mengakui telah dianiaya teman dan kakak kelasnya. Namun, setelah berbicara dengan dokter, korban akhirnya mengaku telah dikeroyok.

HY berkata cucunya memberi tahu dokter telah dikeroyok oleh empat siswa SD selama dua hari.

HY mengatakan empat bocah itu ada yang masih duduk di bangku kelas 5 SD, kelas 4 SD bahkan ada yang masih kelas 2 SD.

Baca juga: Siswa Kelas 2 SD di Sukabumi Dianiaya Teman Sekolahnya Hingga Meninggal Dunia

Berita Rekomendasi

Berikut fakta yang didapat terkait kasus ini.

1. Korban beri tahu nama-nama pelaku

Kakek korban, HY (52) menjelaskan, sebelum cucunya meninggal dunia, MHD sempat mengucapkan sesuatu kepadanya.

Tetapi, ucapannya itu tidak sampai tuntas, dan korban pun meninggal dunia.

Korban memberitahukan kakeknya nama dari pelaku yang mengeroyoknya saat itu.

"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," ujarnya, Sabtu (20/05/2023).

Mendengar hal itu, keluarga korban langsung mengeceknya ke sekolah.

Benar saja, apa yang dicarinya itu ternyata ada.

"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," tutur MY.

Setelah dikeroyok oleh seniornya di sekolah, korban langsung dilarikan ke rumah sakit.

2. Bukan kali pertama

Ternyata, peristiwa pengeroyokan ini merupakan yang kedua kalinya.

Peristiwa yang pertama dan kedua ini terjadi di hari yang berurutan.

Pada hari pertama, korban sempat mengelurharas sakitnya ke sang kakek.

Lalu, MY menyuruhnya untuk berisitirahat di rumah.

Tetapi hal itu ditolak oleh korban dan tetappergi ke sekolah.

"Saya bilang, kalo sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun saat itu korban memaksa ingin sekolah. Lalu ketika saat berada di sekolah, korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," ujarnya.

3. Meninggal setelah dirawat selama 3 hari

Korban pun meninggal dunia setelah dilakukan perawatan medis selama 3 hari.

Bahkan, ia juga mengaku bahwa korban mendapatkan luka itu karena dikeroyok oleh seniornya.

"Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan, dan pihak keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. Dari situ korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh 3 orang kakak kelasnya," tuturnya.

"Korban yang kritis 3 hari di rumah sakit, lalu pada hari pukul 08.00 WIB, meninggal di RS Hermina," ucapnya.

Ditubuh korban, juga ditemukan beberapa luka.

Korban mengalami keretakan tulang di beberapa bagian tubuhnya.

Bahkan, korban juga mengalami luka dalam.

"Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak dan tulang punggung retak," tutup HY.

Lalu, Empat pelaku itu masih berada di bangku kelas 5 SD, kelas 4 SD, bahkan kelas 2 SD.

Menurut, HY korban ini baru saja pindah sekolah ke tempat sekarang.

MHD baru belajar di sekolah tersebut selama 4 bulan.

Alasannya pindah sekolah, dikarenakan lokasinya yang tak jaug dengan kediamannya.

"Jadi baru 4 bulan pindah kesini, tujuannya agar dekat dan sudah membikinkan rumah untuk orang tua dekat sekolah," ucapnya.

Saat kejadian, pelaku mengeroyok cucunya ini di belakang sekolahnya.

"Kejadian dari hari Senin, Selasa. Jadi dua hari itu dipukulin di lingkungan sekolah. Dianiayanya di belakang sekolah dekat dan kamar mandi (toilet)," tuturnya

Dalam kejadian ini, pihak keluarga korban meminta keadilannya untuk menuntaskan pelakunya.

Bahkan, ia juga meminta pertanggungjawabannya ke pihak sekolah dan keluarga pelaku.

"Harapan dari kami sebagai keluarga, minta dituntaskan siapa pelaku yang sebenarnya, dan minta pertanggungjawaban dari keluarganya (pelaku) dan tanggungjawab sekolah," pungkas HY.

Tindakan polisi

Kepolisian Resort Sukabumi Kota Sukabumi kembali melakukan pemeriksaan saksi untuk mengungkap meninggalnya MY (9), Senin (22/05/2023).

Kali ini ada empat nama berinisial Az, murid SD tempat sekolah MDH yang diperiksa penyidik.

Pengawas Bina Kecamatan Sukaraja Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Ahmad Yani mengatakan, empat murid yang sedang diperiksa tersebut didampingi orang tua dan guru sekolah.

"Ada 4 nama, nama Az itu ada di kelas dua 1 orang, kelas Tiga 1 orang, kelas lima 2 orang. Sedang dilaksanakan BAP penelusuran permasalahan oleh pihak kepolisian," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, saat ditemui di sekolah korban.

Pihak sekolah, Yani menyebut berjanji akan kooperatif memberikan keterangan yang sedang dilakukan oleh pihak yang berwajib.

"Tentunya kami siap berkoordinasi, dikonfirmasi dan dimintai keterangan, bahwa kejadiannya di internal sekolah sehingga tentunya ada beberapa siswa yang dicurigai atau pun menjadi bahan," unkap Yani.

Pihaknya juga akan senantisa akan menunggu hasil penyelidikan dan keputusan kepolisian terhadap pelaku yang dicurigai mungkin naik jadi saksi, naik jadi tersangka ataupun terdakwa.

"Kami senantiasa mengedepankan adil, bahwa yang meninggal mau pun pelaku adalah putra kami. Jadi dengan sabar kita menunggu dari aparat penegak hukum dalam rangka menelusuri," kata Yani.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, Iptu Astuti Setyaningsih membenarkan adanya pemanggilan kepada 4 siswa sekolah untuk dimintai keterangan oleh penyidik.

Sumber: TRIBUN BOGOR

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas