Pelaku Pembunuhan Ayah di Ciamis Ternyata Mengalami Gangguan Jiwa, Biasanya Diikat di Belakang Rumah
Suratman (43), pelaku penganiayaan hingga menewaskan sang ayah, Samsuri (76) ternyata mengalami gangguan jiwa.
Editor: Dewi Agustina
TRBUNNEWS.COM, CIAMIS – Suratman (43), pelaku penganiayaan hingga menewaskan sang ayah, Samsuri (76) ternyata mengalami gangguan jiwa.
Hal ini disampaikan salah seorang relawan Tagana Lakbok, Ciamis, Mumu Wahyudin.
"Menurut informasinya pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Saat kejadian, diduga pelaku lagi kambuh," ujar Mumu Wahyudin kepada Tribun, Senin (22/5/2023).
Hal senada disampaikan Kapolsek Lakbok, Polres Ciamis, Iptu Agus Hartadin.
Baca juga: Lansia di Ciamis Jadi Korban Pembunuhan yang Dilakukan Anaknya, Pelaku Ditangkap di Lokasi Kejadian
"Menurut informasi dari pihak keluarga memang demikian, pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Tapi kebenarannya tentu perlu ada penelitian dulu dari ahlinya. Ahli kejiwaan,” ujar Agus Hartadin kepada Tribun.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Suratman mengalami depresi berat sejak 10 tahun lalu.
Depresinya itu sering kambuh, kadang sampai tak terkendali.
"Selama dekat orang tuanya kondisinya biasanya normal. Tapi kalau orang tuanya bepergian, biasanya diikat di belakang rumah," ucap Agus.
Saat kejadian, Suratman tak diikat ketika Samsuri pergi ke sawah.
"Entah bagaimana awal mula kejadiannya, tidak ada yang melihat persis."
"Tiba-tiba sekitar pukul 12.30, tetangga korban bersebelahan rumah melihat koban sudah tergeletak di belakang rumah korban," ujar Agus Hartadin.
Baca juga: Fakta Anak Bunuh Ibu Kandung di Kudus, Bernasib Apes saat Kabur hingga Pengakuan Pelaku
Kronologis Kejadian
Sebelumnya, Samsuri (76) ditemukan tergeletak bersimbah darah di belakang rumahnya yang berada di Kampung Kedawung, Dusun Kedungjarian, RT 02 RW 01 Desa Sidaharja, Lakbok, Senin (22/5/2023) sekitar pukul 12.30 WIB.
Dia diduga dianiaya oleh anak kandungnya bernama Suratman.
Sementara itu warga yang mengetahui peristiwa penganiayaan ini segera membawa korban Samsuri ke puskesmas.
Namun nyawa korban tak bisa diselamatkan.
Sementara itu Suratman tampak berdiri dengan wajah bingung hanya sekitar lima meter dari tubuh korban.
Dia langsung diamankan warga.
Suratman lalu diamankan petugas dari Polsek Lakbok yang datang ke lokasi kejadian.
Satu cangkul diamankan sebagai barang bukti.
Korban meninggal akibat terlalu banyak mengeluarkan darah dari luka menganga di kepalanya akibat penganiayaan yang dilakukan oleh anak kandungnya sendiri, Suratman (43).
Korban pertama kali ditemukan oleh Murkholis (32) yang hendak ke kamar mandi di belakang rumahnya.
Saksi memergoki ada seseorang tergeletak bersimbah darah di belakang rumah korban.
Kemudian Murkholis memberi tahu Supriasih (50), yang tak lain adalah anak korban.
Keduanya kemudian berteriak minta tolong warga.
Warga yang berdatangan dengan cepat membawa korban ke Puskesmas Sidaharja.
Kasi Humas Polres Ciamis, Iptu Magdalena NEB, mengatakan korban meninggal diduga akibat dianiaya oleh pelaku yang tidak lain adalah anaknya sendiri.
"Dari data awal olah lokasi kejadian diketahui korban meninggal akibat dianiaya pelaku. Yang terjadi adalah penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal," ujar Magdalena, Senin.
Suratman kini meringkuk di ruang tahanan Polsek Lakbok.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dia dikerangkeng dalam ruang tahanan ukuran 3x3 meter dalam kondisi tangan diborgol.
"Dia sendirian di dalam ruang tahanan," ucap Agus. (andri m dani)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Begini Kondisi Anak Pacul Ayah di Ciamis hingga Meninggal, Tak Diikat saat Samsuri ke Sawah