Kisah Pilu Bocah SD Rawat Kakeknya yang Stroke Seorang Diri, Orang Tua Sudah Lama Bercerai
Di usianya yang masih duduk di bangku SD, Amel harus merawat kakeknya yang stroke dan adiknya yang berusia 7 tahun seorang diri.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Pilu, inilah kisah mengharukan Amel Amelia Putri (13), bocah kelas VI SD di Desa Kalapadua, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka yang merawat kakeknya seorang diri.
Tak hanya hanya merawat kakeknya yang jatuh sakit, Amel rupanya juga harus menjaga adiknya yang berusia 7 tahun.
Di usia Amel yang masih sangat dini ini, ia harus merawat kakeknya lantaran orang tuanya diketahui sudah bercerai.
Ayah Amel sehari-hari bekerja di Bekasi, Jawa Barat untuk berdagang dan seringkali tak pulang.
Sedangkan ibu Amel sudah empat tahun lamanya pergi dan tak lagi menjalin dengan anak-anaknya.
Untuk mengurus kakek dan adiknya, Amel hanya bisa mengandalkan uluran tangan dari tetangganya dan orang-orang yang memberinya.
Baca juga: Berniat Hadapi Bosnya, TKW Taiwan yang Bawa Pulang Anak Majikannya akan Perjuangkan Warisan
Uang yang tak seberapa itu seringkali habis untuk keperluan makan sehari-hari.
Untuk itu, ia mengaku kerap tak membawa uang ke sekolah.
"Untuk ngurus kakek dan adik itu pakai uang seadanya, makanya Amel sering gak bawa uang kalau ke sekolah, karena sudah habis untuk makan kasih kakek dan adik," ujar Amel pada Sabtu (3/6/2023), dikutip dari TribunJabar.
Selain merawat kakeknya, Amel juga seringkali melakukan pekerjaan rumah lainnya seperti mencuci hingga memasak.
Waktunya yang banyak dihabiskan untuk merawat kakek dan adiknya itu membuat Amel jarang bermain dengan teman-teman seusianya.
"Suka ngeluangin waktu untuk mengurus kakek sama adik, kalau main mah curi-curi waktu saja kalau ada, tapi jarang main mah," ucapnya.
Terkait kondisi kakek Amel, Alyamin (70) terlihat sudah tak kuasa lagi menopang tubuhnya sendiri.
Bahkan, untuk sekedaar berbicara pun sudah kesulitan.
Rupanya, Alyamin mengalami stroke sejak dua tahun terakhir.
Kondisinya semakin memburuk lantaran tak memiliki biaya berobat ke rumah sakit.
"Sudah sering berobat mah, cuma sebatas ke klinik, da gak punya biaya kalau harus ke rumah sakit," ujar Amel.
Makan dengan bahan seadanya
Untuk makan sehari-hari, Amel mengaku kerap memasak untuk sang kakek dan adiknya.
Makanan yang diolah Amel pun diketahui cukup sederhana, yakni tempe, sambal, hingga sayuran.
Meski hanya memiliki bahan makanan yang sederhana, namun Amel harus bisa mengolahnya menjadi makanan untuk keluarganya.
Diakui Amel, keahlian memasaknya didapatkan dari sang nenek dan juga tetangga.
Dari berbagai lauk pauk yang kerap disajikan kepada adik dan kakeknya, Amel mengaku jarang memakan makanan daging-dagingan, seperti ayam goreng.
Kata Amel, memakan daging-dagingan ia lakukan hanya satu bulan sekali, itu pun jika ada yang memberinya.
"Kalau daging-dagingan mah jarang, sebulan sekali. Itu juga kalau ada bantuan dari desa, baru makan daging gitu," kata Amel, Sabtu (3/6/2023) dikutip dari TribunJabar.
Bahkan, Amel bercerita bahwa ia sempat pingsan di sekolah lantaran perutnya kosong.
Menurut Amel, ia tergolong jarang sarapan lantaran keadaan perekonomian keluarganya.
Meski begitu, Amel mengaku ikhlas dengan kondisinya saat ini.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJabar.com/Eki Yulianto)