Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Warga Bawa Jasad Syukur ke Rumah Duka Pakai Motor karena Akses Jalan Tak Bisa Dilalui Ambulans

Sebelum meninggal, Syukur yang sudah berusia lanjut itu dievakuasi warga dengan cara ditandu sejauh 13 km untuk berobat ke rumah sakit.

Penulis: Dewi Agustina
zoom-in Kisah Warga Bawa Jasad Syukur ke Rumah Duka Pakai Motor karena Akses Jalan Tak Bisa Dilalui Ambulans
Tangkapan layar video
Warga membawa jasad Syukur (65) dari RSUD ke rumah duka di Desa Langgar Jaya, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi. Tangkapan layar video warga yang tengah bersiap-siap untuk menjemput jenazah menggunakan motor yang sudah dimodifikasi, Minggu (4/6/2023). 

"Kemarin ada usulan dari DPRD Provinsi Dapil Kepahiang minta bikin surat sebelum malam ini, untuk diserahkan ke gubernur," ungkap Bupati Kepahiang Hidayatullah, Pada Senin (5/6/2023).

Akibat akses jalan yang sulit dilalui mobil biasa, pada Minggu 4 Juni 2023 jenazah Syukur (65) warga Desa Langgar Jaya terpaksa harus dibawa dengan motor kebun yang sudah dimodifikasi, menempuh jarak sekitar 13 kilometer.

Bupati Hidayatullah mengaku sudah berupaya untuk membangun jalan tersebut sejak 2016 menggunakan APBD, namun uang dari APBD tak sanggup.

Ia juga sudah mengupayakan untuk menggunakan dana alokasi khusus (DAK) namun tak diakomodir.

"Jadi solusinya dulu kami melakukan pinjaman daerah ke PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), untuk pembangunan jalan," tuturnya.

Namun dalam proses peminjamannya, banyak sekali administrasi yang dibutuhkan, hingga akhirnya pinjaman tersebut diakomodir.

Sayangnya pinjaman dari PT SMI, anggarannya tak masuk ke rekening daerah, namun berada dengan pihak PT SMI.

BERITA REKOMENDASI

"Malah pihak pemerintah yang jatuhnya mendukung pembangunan jalan oleh pihak PT SMI," jelasnya.

Selama proses pinjaman tersebut, ternyata kontraktor pengerjaan pembangunan jalan juga berhenti, karena tak adanya anggaran.

Melihat situasi dari pinjaman daerah ini memiliki potensi yang tak menguntungkan bagi pemkab, dan ditambah lagi jika melanjutkan proyek pembangunan jalan tersebut akan menjadi malapetaka karena sebelumnya sudah ada temuan dari BPK RI, akhirnya pemkab menghentikan pinjaman.

"Setelah dihitung-hitung bunga pinjaman cukup besar, ditakutkan Pemerintah Kabupaten menjadi korban dari pinjaman tersebut, dan pada Januari 2021 pinjaman daerah ini dihentikan," ujarnya.

Untuk diketahui, dalam pinjaman daerah yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kepahiang, digunakan untuk tiga proyek infrastruktur.


Dari tiga proyek yang dikerjakan oleh tiga kontraktor berbeda tersebut, putus kontrak sebelum pengerjaan selesai 100 persen.

Proyek pertama yakni, pembangunan jalan pusat pemerintahan – Barat wetan dikerjakan oleh PT. Nurangga Brother’s Putra, dengan anggaran Rp 23,9 miliar. Dalam pengerjaannya baru yang terealisasi 53 persen.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas