Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Eks Pengurus Sebut di Ponpes Al Zaytun Ada Gerakan untuk Mendirikan Negara

Untuk perekrutan, menggunakan sugesti-sugesti agama, tapi polanya mirip multi level marketing

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pengakuan Eks Pengurus Sebut di Ponpes Al Zaytun Ada Gerakan untuk Mendirikan Negara
Tribuncirebon.com/Handika Rahman
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023) 

Untuk merampas harta jemaah itu, pihak Ponpes Al Zaytun bahkan menghalalkan segala cara dan kepada siapa saja termasuk orang tua.

Ia bahkan menyebut jika ada pilihan harus menyelamatkan nyawa orang tua atau harta orang tua, dijemaah di doktrin untuk lebih memilih menyelamatkan hartanya dahulu.

"Ini bahaya sekali," ucap dia.

Di sisi lain, NII Crisis Center sendiri sudah banyak menerima laporan soal praktek tersebut, jumlahnya kata dia sudah puluhan ribu.

"Dan terakhir yang paling banyak dan sudah kembali ke NKRI seperti di sumbar itu ada 1.150 eks NII yang kini sudah kembali," ujar dia.

Gerakan Makar 

Ken Setiawan menyebut praktek yang dilakukan Ponpes Al Zaytun Indramayu adalah gerakan makar yakni melakukan gerakan politik untuk mendirikan negara di dalam negara.

BERITA REKOMENDASI

Pemerintah pun diminta untuk cepat bertindak karena jika dibiarkan pergerakan tersebut akan membahayakan keutuhan negara.

"Sejatinya ini adalah gerakan makar NII," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Menurut Ken Setiawan, MUI dan Kemenag sebenarnya sudah mengetahui perihal gerakan tersebut.

Baca juga: Ridwan Kamil Perintahkan Wagub Jabar Kumpulkan Ratusan Kiai Terkait Polemik Ponpes Al-Zaytun

Kedua lembaga itu bahkan disampaikan Ken Setiawan sudah melakukan penelitian yang sejak lama.

Ia pun meminta kepada MUI dan Kemenag untuk membuka hasil penelitian tersebut kepada publik sehingga fatwa untuk NII dan Al Zaytun segera dikeluarkan.


"Ini sudah sangat membahayakan," ujar dia.

NII di sana mengkolaborasikan ajaran Islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas