Warganya Diduga Terjangkit Antraks, Lurah Candirejo Pilih Fokus Pemulihan dan Pendampingan Warga
Menurut Lurah David, pemeriksaan dari sampel tersebut terbilang cukup lama dan hasilnya baru diketahui setelah warganya itu meninggal dunia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Alexander Aprita
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Kasus Antraks dilaporkan kembali terjadi di Gunungkidul.
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mencatat satu warga meninggal dunia karena Antraks.
Warga yang meninggal itu tinggal di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Semanu.
Lurah Candirejo, Renik David Warisman mengaku, dirinya tidak tahu persis bagaimana kronologi dari penularan Antraks ini.
Menurutnya, kejadiannya jauh sebelum Idul Adha.
"Saya kurang tahu, sebab kejadiannya sudah cukup lama," kata David dihubungi pada Selasa (04/07/2023).
Baca juga: Kemenkes Lakukan Penyelidikan Epidemiologi terhadap Kasus Antraks di Gunung Kidul DIY
Ia hanya tahu bahwa ada salah satu warganya yang sakit hingga dirawat dan memiliki gejala serupa Antraks.
Sampel darah pun lalu diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut David, pemeriksaan dari sampel tersebut terbilang cukup lama.
Hasilnya baru diketahui setelah warganya itu meninggal dunia.
"Hasil dari lab ternyata yang bersangkutan positif terjangkit Antraks," ujarnya.
David tak menampik ada sapi yang mati mendadak di wilayahnya pada akhir 2022 lalu.
Seingatnya, ada 2 ekor sapi mati mendadak saat itu.
Pihaknya memilih fokus pada pemulihan dan pendampingan ke warga, terutama sosialisasi pencegahan Antraks agar tidak terulang lagi.
"Sebab ini kan sudah telanjur kejadian, fokusnya sekarang bagaimana menyelamatkan warga kami," kata David.
Ia juga tak ingin masyarakat jadi resah dengan isu Antraks ini.
Sebab bisa berdampak pada aktivitas jual-beli ternak, mengingat Gunungkidul sendiri menjadi salah satu gudang ternak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan ada 125 warga Pedukuhan Jati yang diperiksa.
Baca juga: Diduga Terjangkit Antraks, 2 Ekor Sapi di Desa Marumpa Kabupaten Maros Mati Mendadak
Mereka diketahui ikut menyembelih dan mengonsumsi daging sapi yang terindikasi Antraks.
Hasil lab menunjukkan 85 di antaranya positif, yang mana 18 orang bergejala.
Pemeriksaan langsung dilakukan begitu mendapat informasi ada warga yang meninggal dunia terindikasi Antraks.
"Mereka sudah diberi antibiotik, baik yang bergejala maupun tidak," kata Dewi.
Ia menilai edukasi ke masyarakat saat ini paling penting, terutama untuk tidak mengonsumsi daging sapi yang sebelumnya sakit atau mati mendadak, demi menghindari penularan penyakit. (alx)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Lurah Candirejo Semanu Gunungkidul Klarifikasi Soal Antraks, Pilih Fokus Pendampingan Warga