Menkes Ingatkan Peran RS Vertikal, Praktisi Bagikan Strategi Pemasaran di Masa Pandemi
Aktivitas promosi rumah sakit di Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain dimana informasi layanan kesehatannya dapat ditemukan di dunia maya
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya peran rumah sakit-rumah sakit vertikal di Indonesia dalam memberikan layanan kesehatan ke masyarakat.
RS vertikal adalah rumah sakit yang berada di bawah pengelolaan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan saat ini Indonesia memiliki 33 rumah sakit vertikal.
Badan Layanan Umum (BLU) memperkuat jejaring layanan rumah sakit di Indonesia guna tercipta rumah sakit terbaik di bidangnya sebagai upaya meningkatkan kemampuan rumah sakit vertikal.
Menurut Budi Gunadi Sadikin, rumah sakit vertikal harus menjalankan perannya dengan memenuhi tiga fungsi.
Baca juga: Kemenkes: UU Kesehatan Ingin Transformasi SDM dan Perbaiki Sarana Rumah Sakit Rujukan
Pertama diharapkan bisa menjadi pengampu dan contoh dalam memberikan pelayanan pada pasien dari sebelum hingga sesudah menjalani perawatan, dengan harapan pelayanan setara level rumah sakit di Asia.
Kedua rumah sakit vertikal didorong untuk mewujudkan program nasional. Rumah sakit vertikal tidak boleh hanya memperbaiki dirinya tetapi juga harus mengampu rumah sakit lain, baik dari sumber daya manusia kesehatan maupun fasilitas yang disediakan.
Fungsi ketiga adalah menjadi tongkat riset terbaik di Indonesia yang diharapkan dapat menghasilkan sebuah metode pelayanan terbaru agar semua aspek layanan kesehatan di Indonesia menjadi semakin baik.
Untuk mencapai tujuan ini fungsi branding dan juga marketing dibidang kesehatan juga dirasa memiliki peran yang sangat penting.
Terkait upaya memacu peran rumah sakit vertikal ini Kemenkes RI menggandeng RS Premier Bintaro (RSPB), PT Mandiri Inhealth dan beberapa rumah sakit besar untuk turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada Workshop Branding dan Marketing Layanan Unggulan Rumah Sakit Vertikal.
Kegiatan ini diselenggarakan di Bali selama 3 hari pada 22 – 24 Juni 2023 dan dihadiri 70 peserta dari 34 provinsi di Indonesia.
Strategi Branding Ketinggalan
CEO RSPB, dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MH.Kes yang menjadi salah satu pembicara workshop membeberkan pengalamannya menjalankan strategi branding dan marketing di masa pandemi.
Dia menjelaskan, bagi pengelola rumah sakit, marketing dan branding merupakan investasi jangka panjang secara teratur dan kreatif, seperti yang telah dilakukan banyak perusahaan seperti menciptakan image positif secara kreatif dari slogan, logo, bahkan nada suara agar produk atau jasa dari perusahaan dapat melekat di benak masyarakat.