Motif dan Kronologi Mutilasi di Sleman, Ketiganya Saling Kenal, Tergabung di Grup Tak Wajar
Pihak kepolisian pun membuka motif dan kronologi mutilasi yang dilakukan oleh W dan RD kepada seorang mahawiswa universitas swasta, R.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Pravitri Retno W
Meskipun telah membongkar motif mutilasi, Endriadi enggan menjelaskan lebih lengkap soal aktivitas tak wajar seperti apa yang dilakukan antara pelaku dan korban.
Kesaksian Tetangga Kos
Reno, tetangga samping kos pelaku pun mengungkapkan kesaksiannya.
Reno menuturkan, dalam beberapa waktu terakhir, tak ada suara gaduh di kamar kos pelaku.
"Keran air saja kalau dinyalain dari samping pasti terdengar. Nah, dari kemarin-kemarin tidak ada (suara gaduh)," ungkapnya, Senin (11/7/2023), dikutip dari TribunJogja.com.
Ia juga tak menyangka bahwa kamar kos di sebelahnya tersebut jadi tempat mutilasi.
Meski begitu, ia dan pelaku berkomunikasi hanya saat berpapasan.
"Ya pernah ketemu sebelum berangkat kerja. Sempat ngomong kalau kerja di restoran,
"Tapi saya gak tahu di mana. Cenderung pendiam orangnya. Saya juga gak tau namanya. Saya tahu namanya malah setelah di Polresta," kata Reno.
Kronologi Ditemukannya Potongan Tubuh
Diketahui, potongan tubuh korban ditemukan pada Rabu (12/7/2023) malam di bawah Jembatan Kelor Sungai Bedog, Kapanewon Turi, Sleman.
Potongan tubuh tersebut berupa satu bagian tangan dan dua bagian kaki.
Potongan tangan dan dua kaki tersebut ditemukan oleh anak-anak yang sedang memancing di Sungai Bedog, menjelang Magrib.
"Mereka ketakutan, kemudian naik (dari sungai) dan lapor ke warga kampung sebelah. Lalu, (warga) bilang ke tetangga dan menelepon Bhabinkamtibmas," kata Purnowo, Rabu, warga sekitar.