Pencarian 8 Penambang di Banyumas Ditutup, Nama Korban Ditulis di Prasasti, Keluarga Tabur Bunga
Sebanyak 8 penambang yang terjebak di lubang galian tambang dinyatakan hilang. Operasi pencarian ditutup dengan tabur bunga.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Operasi pencarian 8 penambang emas yang terjebak di lubang galian tambang di Banyumas, Jawa Tengah resmi dihentikan pada Selasa (1/8/2023) sekira pukul 14.30 WIB.
Operasi pencarian ditutup dengan aksi tabur bunga dan pemasangan prasasti bertuliskan nama kedelapan penambang.
Tim SAR gabungan menyatakan 8 penambang emas yang berasal dari Bogor, Jawa Barat dinyatakan hilang.
Kepala Basarnas Banyumas, Adah Sudarsa mengatakan tim SAR gabungan telah bekerja maksimal selama 7 hari untuk melakukan upaya penyelamatan.
"Dilihat dari kondisi kita nyatakan hilang, tapi kalau tambang ditutup, kemudian dilihat dari air yang bau dan kondisi alam lainnya bisa kita simpulkan sendiri," ungkapnya, Selasa (1/8/2023), dikutip dari TribunBanyumas.com.
Baca juga: Operasi Pencarian 8 Penambang Emas di Banyumas Ditutup, Polisi Selidiki Pemodal
Menurutnya, kendala utama dalam proses evakuasi karena debit air di dalam lubang tambang semakin besar.
Selain itu, lubang tambang yang sangat rawan membuat petugas tidak dapat masuk karena sangat berisiko.
"Pompa sudah kita operasionalkan selama 24 jam. Tapi air bukannya berkurang malah bertambah naik terus."
"Di dalam itu lubang semakin menyempit bisa letter S jadi tidak sesederhana seperti tangga," lanjutnya.
Sementara itu, Aden sebagai perwakilan dari keluarga korban mengaku telah ikhlas keberadaan para penambang tidak ditemukan.
Ia bersama keluarga korban lain telah melakukan doa bersama di lokasi lubang tambang dan merelakan kepergian para korban.
"Saya tidak bisa berbicara banyak tapi saya ucapkan terima kasih karena sudah membantu semaksimal mungkin evakuasi," tuturnya.
Baca juga: SAR Ungkap Kesulitan Menemukan 8 Penambang Emas Ilegal yang Terjebak dalam Lubang Bogor di Banyumas
Setelah operasi pencarian dihentikan, lokasi tambang emas ilegal tersebut akan ditutup.
Petugas kepolisian akan melakukan pengawasan di lokasi tambang agar kejadian serupa tidak terjadi.
Berikut identitas delapan orang penambang emas yang dinyatakan hilang di dalam Tambang Emas:
1. Cecep Suriyana (29) asal Desa Cisarua RT 2 RW 8 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
2. Rama Abd Rohman (38) asal Desa Cisarua RT 2 RW 5, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
3. Ajat (29) asal Desa Kiarasari RT 1 RW 06 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
4. Mad Kholis (32) asal Desa Kiarapandak Rt 02 RW 7 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
Baca juga: Bupati Banyumas Sebut Tambang Ilegal Harus Ditutup Total, akan Dirapatkan dengan Pihak Terkait
5. Marmumin (32) asal Desa Kiarasari RT 2 Rw 6 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
6. Muhidin (44) asal Desa Kiarasari RT 1 RW 4 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
7. Jumadi (33) asal Desa Cisarua RT 1 RW 8 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
8. Mulyadi (40) asal Desa Kiarasari RT 2 RW 6 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor
Keluarga Korban Sudah Ikhlas
Keluarga para penambang yang berasal dari Bogor, Jawa Barat, melakukan doa bersama di sekitar lubang galian tambang, Minggu (30/7/2023).
Akhiar Suryadi, selaku Kades Sukasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor memimpin doa bersama untuk 8 penambang yang terjebak di dalam lubang galian.
Ia mewakili keluarga korban mengaku sudah ikhlas jika para penambang meninggal lantaran proses pencarian sudah berlangsung selama 7 hari.
Baca juga: Ketua Komisi VII DPR Pastikan Evakuasi 8 Penambang Emas di Banyumas Lancar, Warga Gelar Ritual
Menurutnya, tim SAR gabungan yang melakukan upaya penyelamatan sudah bekerja maksimal.
"Terima kasih kepada semua yang terlibat, seperti Basarnas, Bupati dan Polres atas perjuangan evakuasi, terima kasih."
"Kami, keluarga, sudah ikhlas ketika korban tidak terangkat atau evakuasi," ungkapnya, Minggu (30/7/2023).
Hal senada juga diucapkan Kades Cisarua, Samid yang mengikuti proses penyelamatan selama lima hari.
Diketahui, 8 penambang yang terjebak merupakan warga Desa Sukasari dan Cisarua, Kabupaten Bogor.
"Sekarang sudah lima hari. Saudara kami, kalau tidak terangkat, apa daya."
"Kami sudah ikhlas dan ridho, dan yang tahu adalah Yang Maha Kuasa. Kalau bisa dievakuasi adalah keajaiban," tuturnya.
Kepala Kantor SAR Cilacap, Adah Sudarsa mengatakan, tim SAR mengundang keluarga korban untuk menyaksikan langsung sulitnya kondisi di lapangan.
Ia juga dapat menjelaskan secara langsung upaya yang dilakukan tim SAR setiap harinya.
"Kami datangkan keluarga agar tahu bagaimana kondisinya. Operasi SAR sudah semaksimal mungkin dan koordinasi segala pihak."
"Segala macam masukan kami evaluasi, memang medannya berat," tandasnya.
Baca juga: Mengenal BSG, Tim Basarnas dengan Kemampuan Khusus yang Bantu Evakuasi 8 Penambang di Banyumas
Proses penyelamatan dilakukan dengan cara melakukan penyedotan air di dalam lubang galian.
Menurutnya, sangat berisiko tinggi jika tim SAR masuk langsung ke lubang galian tambang.
"Kalau kami masuk lubang akan membahayakan penolongnya nanti. Ada titik longsor yang juga bahaya."
"Sisa dua hari, kami tetap berusaha sesuai SOP tujuh hari pencarian dan evakuasi," bebernya.
Adah Sudarsa mengaku menunda penggunaan alat berat ekskavator dalam proses evakuasi.
Hal ini diputuskan setelah tim melihat sejumlah pertimbangan teknis di lapangan.
"Kemarin, ada perubahan, yang semula kami sudah mendatangkan ekskavator namun dari pertimbangan-pertimbangan teknis yang kami dapat dari unsur terkait, penggunaannya ditunda," ungkapnya.
Selain melakukan penyedotan air, tim SAR juga berupaya membendung aliran sungai sehingga debit air di dalam lubang galian dapat berkurang.
"Kami masih membutuhkan pompa-pompa air berkapasitas besar sehingga kami berharap, semakin banyak pompa air kapasitas besar, debit air yang berkurang lebih cepat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati)