Rincian Setoran Koordinator Judi Togel di Medan ke Aparat Nakal, Mengalir ke Oknum Polisi dan TNI
Supriatin menyebut, jumlah uang setoran ke oknum aparat tersebut jumlahnya bervariasi hingga Rp 25 juta.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Supriatin, Koordinator judi togel di Kecamatan Stabat dan Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat blak-blakan rutin gelontorkan uang 'pelicin' ke oknum aparat Polri dan TNI.
Supriatin menyebut, jumlah uang setoran ke oknum aparat tersebut jumlahnya bervariasi hingga Rp 25 juta.
Polsek Stabat sebesar Rp 7 juta/dua Minggu, yang diterima Bripka HG. Polsek Secanggang juga menerima Rp 3 juta/bulan yang diterima oleh Bripka HG
Menurutnya, untuk penyerahan uang setoran pelicin judi togel tersebut dilakukan setiap dua pekan.
Hal tersebut diungkapkan Supriatin di hadapan anggota Deninteldam I/Bukit Barisan.
Uang sebesar Rp 25 juta tersebut kata Supriatin rutin ia setorkan ke Kanit Pidum Polres Langkat, Iptu HS.
Penyerahan uang itu menurutnya dilakukan dengan cara transfer.
Sementara oknum anggota TNI, Supriatin membeberkan kerap kirim uang ke oknum petugas Koramil sebesar Rp 1,5 juta.
Uang Setoran Disebut Mengalir ke Dua Kapolsek
Kapolsek Stabat dan Kapolsek Secanggang, Polres Langkat disebut ikut menerima setoran judi dari koordinator togel bernama Supriatin.
Saat ditangkap petugas Intelijen Kodam I/Bukit Barisan, Supriatin mengaku dirinya rutin memberikan setoran ke Kapolsek Stabat dan Kapolsek Secanggang tiap bulannya melalui Bripka HG.
Baca juga: Kanit Pidum Polres Langkat Disebut Terima Setoran Rp 25 Juta Tiap Dua Minggu dari Judi Togel
Bripka HG mengatur pengiriman setoran ke masing-masing kapolsek.
Untuk Kapolsek Stabat, disebut menerima setoran Rp 5 juta tiap bulan.
Sementara untuk Kapolsek Secanggang, disebut menerima setoran Rp 3 juta per bulan.
Bukan cuma itu saja, Supriatin dalam keterangannya mengaku memiliki bukti transfer.
Ia mengaku juga rutin memberikan setoran judi Rp 25 juta tiap dua minggu sekali ke Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Langkat, Iptu HS.
Setoran dilakukan melalui transfer ke rekening Lukman Santoso.
"Polsek Stabat sebesar Rp 7 juta/dua Minggu, yang diterima Bripka HG. Polsek Secanggang juga menerima Rp 3 juta/bulan yang diterima oleh Bripka HG," ujar Supriatin.
"Sedangkan Aipda JPH (sebagai korlap judi togel), mendapat upah sebesar 6 persen dari omzet yang didapat/harinya dan dibagi tiga secara merata," sambungnya.
Setelah uang diterima Lukman Santoso, lalu pria bernama Lukman ini menyetorkannya ke Iptu HS
Sementara itu, pada Minggu (13/8/2023) pihak Deninteldam I/Bukit Barisan telah menyerahkan para pelaku ke Polda Sumut.
Akan tetapi, laporan tersebut ditolak dan disarankan agar melaporkan ke Polres Langkat.
Baca juga: Jadi Pengepul Uang Judi Togel, Emak-Emak di Grogol Ditangkap Polisi
Respons Kapolsek Stabat
Kapolsek Stabat, AKP Ferry Ariandy saat dikonfirmasi persoalan tersebut pun angkat bicara. Namun ia enggan menanggapi soal uang setoran itu.
"Terimakasih infonya. Untuk pelaku masih ditangani Sat Reskrim Polres Langkat untuk didalami kebenarannya," ujar Ferry, Senin (14/8/2023).
Sedangkan itu saat disinggung soal anggotanya Aipda JPH yang sudah diamankan Propam Polres Langkat, Ferry pun enggan berkomentar yang lantang terhadap personelnya itu.
"Untuk internal personel Polri, kalau ada yang melakukan pelanggaran, Propam Polres Langkat yang tangani," ujar Ferry.
Mengaku Diintimidasi
Supriatin, koordinator togel yang ditangkap petugas Detasemen Intelijen Kodam I/Bukit Barisan mengubah keterangannya usai diserahkan ke polisi oleh TNI.
Dalam video baru yang diduga direkam di kantor polisi, Supriatin membantah semua pengakuannya yang sempat direkam anggota Deninteldam I/Bukit Barisan.
Surpiatin justru menuduh prajurit Kodam I/Bukit Barisan mengintimidasi dirinya soal setoran ke polisi.
"Dengan rasa takut, saya cemas. Mereka bersenjata semua mau tak mau lah saya bilang. Dengan rasa terpaksa saya takut, jadi gimana lagi, enggak tahu lagi gimana," ucapnya dalam video singkat yang diterima Tribun Medan, Selasa (15/8/2023).
Dalam video terbarunya, Supriatin yang ditangkap TNI AD itu meralat seluruh pernyataannya mengenai setoran judi.
Dia menyebut, semua setoran itu tidak ada dan hanya karangan belaka karena dikelilingi tentara, meski dia sempat menunjukkan bukti transfer.
"Nah, masalah uang yang saya transfer Rp 25 juta ke Kanit Pidum Herman itu tidak ada. Yang dibilang ke Polres itu juga tidak ada. Ke Polsek itu juga tidak ada semua," ucapnya.
Baca juga: Bandar Judi Togel di Langkat Ngaku Punya Backingan Polisi, Setor Upeti Rp 50 Juta Setiap Bulan
Supriatin pun buka-bukaan alasannya ditangkap TNI, bukan polisi.
Dia menduga penangkapannya ini ada hubungannya dengan bisnis judi togel yang dikelola pria bernama Wak Udin.
Kata Supriatin, Wak Udin buka lapak di dekat markas Deninteldam I/Bukit Barisan.
Wak Udin adalah bos togel yang diduga dibekingi Deninteldam dan sudah ditangkap polisi.
"Cuma saya dapat informasi dibawah ada namanya Wak Udin, main di Beringin 1. Nah, pas saya tanya Beringin 1 itu siapa ? Orang Deninteldam," ujarnya.
"Saya berpikir seperti itu. Mungkin ada kaitannya sama orang itu. Sebab apa, mungkin karena ketangkap, orang itu terus merembet ke saya. Saya berpikir seperti itu," sambungnya. (Tribunnews.com/TribunMedan)