Musim Kemarau Tiba, Warga Pangandaran Panen Rumput Laut, Bisa Dijual Rp4000 Per Kilogram
Rumput laut yang diambil di Pantai Karapyak pun ada beberapa jenis, di antaranya rumput laut cokelat Ascophyllum nodosum atau biasa disebut ganggang.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Musim kemarau nampaknya membawa berkah bagi sebagian masyarakat.
Warga di pesisir Pantai Karapyak, Pangandaran, Jawa Barat di musim kemarau ini bisa memanen rumput laut.
Rumput laut yang menjalar di sela karang di bibir pantai bisa dipanen lalu kemudian dikeringkan.
Rumput laut yang diambil di Pantai Karapyak pun ada beberapa jenis, di antaranya rumput laut cokelat Ascophyllum nodosum atau biasa disebut ganggang.
Kemudian rumput laut Ulva yang biasa dibuat menjadi makanan krispi dan rumput laut Sango untuk kebutuhan kosmetik.
Salah satu warga yang sedang mengambil rumput laut, Maryono (60), mengatakan, ketika musim kemarau hampir setiap hari ia mencari rumput laut di bibir Pantai Karapyak.
Baca juga: Pemerintah Genjot Investasi Usaha Rumput Laut di Wakatobi
"Alhamdulillah rumput lautnya subur, apalagi ketika musim kemarau selalu tumbuh terus," ujar Maryono, Jumat (25/8/2023) pagi.
Jadi, lanjut dia, meskipun banyak warga yang mengambil, kondisi rumput laut ini sangat banyak.
"Di musim hujan, rumput laut seperti ulva itu enggak bisa tumbuh," katanya.
Dalam sehari, kata Maryono, ia bisa mendapatkan 1 kuintal lebih rumput laut yang basah.
"Kalau sudah dikeringkan, ya dapat 50 kilogram mah," ucap Maryono.
Harganya pun bervariatif. Rumput laut jenis sango yang sudah kering Rp 700 per kilogram.
"Tapi, kalau rumput laut jenis kades itu keringnya di harga Rp 4.000 per kilogram," ujarnya.
Ia menjual berbagai jenis rumput laut ke bakul dan perajin makanan di wilayahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Musim Kemarau Warga Pesisir di Pangandaran Memanen Rumput Laut, Segini Penghasilannya