Tak Ada Kata Maaf, Dua Ibu Bayi Tertukar Bakal Lapor RS Sentosa ke Polisi, Ini Alasannya
Keduanya adalah Dian dan Siti Mauliah yang melahirkan di Rumah Sakit Sentosa Bogor, tahun 2022 lalu.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Dua wanita yang anak bayinya tertukar saat dilahirkan pada tahun lalu kompak melaporkan pihak rumah sakit ke polisi.
Keduanya adalah Dian dan Siti Mauliah yang melahirkan di Rumah Sakit Sentosa Bogor, tahun 2022 lalu.
Akan tetapi karena keteledoran sang perawat bayi mereka tertukar hingga berlangsung satu tahun lebih.
Baca juga: Tekad Kuat Ibu Bayi Tertukar di Bogor Siap Hadapi Transisi Asuh: Serepot Apapun, Saya Tempuh
Siti Mauliah enggan memaafkan kesalahan RS tersebut dan disebut segera melaporkan.
Meski manajemen rumah sakit itu sudah menyatakan telah mendapat sanksi sosial dari masyarakat.
Bagi Siti Mauliah maupun Dian hal itu tak cukup. Sebab, RS Sentosa Bogor dianggap telah melakukan kesalahan fatal, sehingga perlu bertanggung jawab.
Pengacara Siti Mauliah, Rusdy Ridho meyatakan kliennya menutup pintu untuk proses restorative justice ataupun mediasi secara damai.
Rusdy bahkan menilai ada kemungkinan, bukan hanya kliennya yang akan menempuh jalur hukum.
Pasien Nyonya Dian yang juga menjadi korban kasus bayi tertukar, ikut melaporkan tindakan RS Sentosa ke kepolisian.
"Restorative justice ini hanya antara kami (korban). Artinya mediasi ini hanya antara kami sebagai korban dan tidak pada RS Sentosa," ujar Rusdy di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Minggu (27/8/2023).
Rusdy juga mengingatkan hingga saat ini proses penyelidikan di kepolisian tetap berjalan.
Jika nantinya pihak korban lain ikut melaporkan, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan tim pengacara dalam langkah hukum ke depan.
Baca juga: Pasangan dengan Ulang Tahun yang Sama, Dikaruniai Bayi Kembar di Hari Ulang Tahun Mereka
"Karena sampai saat ini proses penyelidikan itu masih berjalan," ujarnya.
"Dan juga tidak menutup kemungkinan dari pihak D untuk akan melakukan laporan juga ke Kepolisian untuk membuat Laporan Polisi kepada RS Sentosa," lanjut Rusdy.
Menurutnya, langkah hukum yang dilakukan akan beriringan dengan proses transisi bayi yang tertukar dengan kedua orangtua kandung.
"Yang utama memang fokus kami pada masa transisi dua korban untuk sebulan ini," ucapnya.
"Kan anak belum dikembalikan kepada orangtua biologisnya, tapi ini beriringan ya (langkah hukum) maksudnya fokusnya kedua orangtua," imbuh Rusdy.
Diketahui Siti dan Dian sama-sama melahirkan bayi laki-laki pada 18 Juli 2022 di RS Sentosa, Bogor.
Hasil tes DNA terhadap dua bayi laki-laki berinisial MRD dan MGR menyatakan keduanya tertukar dari orangtua aslinya.
"Ditemukan memang fix 99,99 persen berdasarkan data yang diberikan oleh Kapuslabfor yang diwakili oleh beliau bahwa anak tersebut memang tertukar," ujar Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro dalam jumpa pers di Bogor, Jumat (25/8/3023).
Juru Bicara RS Sentosa Gregg Djako menyatakan sejak kasus bayi tertukar muncul pihaknya sudah mendapatkan saksi sosial.
Dampak sanksi sosial ini membuat jumlah pasien berobat ke RS Sentosa perlahan menurun.
Jika hal ini berjalan terus menerus, bisa berakibat ke 300 karyawan yang bekerja di RS.
Gregg menyadari sanksi sosial tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh rumah sakit.
"Pasien menurun jauh. Ini sanksi sosial yang diterima. Kita jadi sorotan negatif," ujar Gregg saat dikonfirmasi, Minggu (27/8/2023).
Siti Mauliah mengaku bahagia saat pertama kali dirinya menggendong dan mencium anak kandungnya setelah setahun terpisah.
Setelah hasil tes DNA keluar, kedua ibu bayi tertukar di Bogor, Siti dan Dian, sepakat melakukan transisi pemindahan anak selama satu bulan.
Proses transisi itu dimulai Senin (28/8/2023). Pada proses di minggu pertama ini, kedua ibu dan bayi akan dipertemukan secara intens.
Rencananya, dalam satu pekan ini mereka akan bertemu setiap hari.
"Kedua ibu dan suami masing-masing sangat bersemangat dan meminta untuk intensitas pertemuan itu lebih ditingkatkan, jadi jangan satu minggu satu kali," kata Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Yohannes Redhoi Sigiro, Senin (28/8/2023).
Untuk proses transisi yang dimulai pada minggu ini, Siti Mauliah mengaku sudah tak sabar.
"Saya sudah sangat siap dan semangat untuk menempuh transisi besok (hari ini Senin)," kata Siti dilansir dari Kompas TV, Senin.
Menurut Siti, nantinya ia dan Dian akan dipertemukan di rumah bersama yakni Polres Bogor.
Sebab Polres Bogor juga saat ini menjadi orangtua ketiga bagi kedua bayi tertukar tersebut.
"Minggu ke depan dipertemukan saya sama ibu D di rumah bersama di Polres Bogor. Pertemuan bisa jadi sehari, bisa jadi sehari semalem," ungkap Siti.
Meski begitu, Siti mengaku saat ini belum ada komunikasi dengan Dian.
"Belum ada komunikasi sama ibu D, apalagi ketemu langsung belum, cuma kemarin pas mediasi DNA saja," jelasnya.
Meski proses transisi ini berjalan satu bulan, Siti mengaku sudah menyiapkan mental untuk hal tersebut.
"Serepot apapun akan saya tempuh, gimana pun kan dia darah daging saya. Saya harus bisa menerima aktifnya dia, reaksinya dia apapun itu," tandasnya.
Siti juga menceritakan momen pertama kali ia mendekatkan diri pada anak kandungnya.
Setelah setahun dipisahkan, Siti tak kuasa menahan diri untuk mencium darah dagingnya tersebut.
Siti pun langsung menggendong dan memeluk sang anak.
Momen itu terjadi saat mediasi di Polres Bogor pada Jumat (25/8/2023).
"Udah sempet gendong juga, apalagi pendekatan. Udah sampai peluk cium sama darah daging saya sendiri," tutur Siti.
Ia pun benar-benar sangat bersyukur bisa bertemu lagi dengan anak kandungnya tersebut.
"Bukan main senengnya," kata Siti lagi.
Siti berharap, ke depannya ia dan Dian bisa bersama-sama merawat anak-anak mereka hingga dewasa.
"Ya kita mudah-mudahan sama ibu D, mari kita asuh bersama anak-anak kita bareng-bareng," katanya lagi.
Siti juga meminta pada Dian untuk sama-sama menerima reaksi apapun yang nanti akan ditimbulkan dari anak-anaknya.
"Apapun reaksinya anak-anak kita beda dengan yang kita asuh, kemungkinan kita sekarang pegang yang baru, itu harus menerima dan harus bisa mengasuh dengan baik-baik," tutur Siti lagi.
Ke depannya, Siti pun akan menjalin komunikasi yang intens dengan Dian.
"Kalau sekarang belum punya nomor hp ibu D, jadi untuk ngobrol langsung belum," pungkasnya.