Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duduk Perkara Kepsek SD di Bogor Dicopot usai Pecat Guru Honorer, Akui Kesalahan di Depan Bima Arya

Kepala sekolah SD dicopot dari jabatannya setelah memecat guru honorer. Di depan Wali Kota Bogor, Bima Arya, kepala sekolah itu mengakui kesalahannya.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Duduk Perkara Kepsek SD di Bogor Dicopot usai Pecat Guru Honorer, Akui Kesalahan di Depan Bima Arya
TribunnewsBogor
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Cibereum,Bogor, Jawa Barat, Nopi Yeni (kiri) yang pecat guru honorer bernama Mohammad Reza Ernanda (kemeja putih) kini justru dicopot oleh wali Kota Bogor, Bima Arya. - Berikut duduk perkara permasalahan antara kepala sekolah dan guru honorer di Bogor 

Kedua, tidak memiliki loyalitas, integritas, dan nilai kepatuhan kepada pemimpin, dalam hal ini kepala sekolah.

"Padahal boleh ditanyakan ke orang tua, ke anak-anak, siapa Pak Reza," terangnya.

Guru honorer di SD Negeri 1 Cibereum, Bogor, Jawa Barat, Mohammad Reza Ernanda mendadak dipecat oleh kepala sekolah. Reza dipecat usai ungkap adanya dugaan pungli di sekolah tersebut.
Guru honorer di SD Negeri 1 Cibereum, Bogor, Jawa Barat, Mohammad Reza Ernanda mendadak dipecat oleh kepala sekolah. Reza dipecat usai ungkap adanya dugaan pungli di sekolah tersebut. (TribunnewsBogor)

Reza menjelaskan, sebagai sekretaris PPDB 2023 SDN Cibeureum 1, kuota penerimaan calon peserta didik seharusnya berjumlah 112 orang.

"Nyatanya setelah selesai tiba-tiba muncul angka menjadi 117. Berarti ada indikasi tindakan pungli," ungkapnya.

Kecurigaan tersebut, pernah ia sampaikan saat dimintai keterangan oleh Inspektorat Kota Bogor.

Aduan Reza tersebut kemudian sampai kepada Wali Kota Bogor, Bima Arya.

Kepala sekolah akui kesalahan

Lewat media sosialnya, Bima Arya mengunggah video sebagai respons aduan guru Reza.

Berita Rekomendasi

Dalam video itu, Kepala SDN Cibeureum 1, Nopi Yeni mengatakan, memang benar kuota penerimaan PPDB 2023 di sekolahnya berjumlah 112 orang.

Namun, saat kuota itu sudah terpenuhi, ada sejumlah orang tua yang tinggal di dekat sekolah mendatangi dirinya.

"Memohon pada saya, saya bilang gak bisa ini udah tutup," ujar Nopi Yeni.

Keesokan harinya, orang itu kembali mendatangi Nopi Yeni.

Baca juga: Kepala SD di Kota Bogor Dicopot Usai Pecat Guru Honorer Favorit: Ternyata Terima Gratifikasi PPDB

"Beberapa hari kemudian datang lagi, akhirnya saya terima," ungkapnya.

Bima Arya pun menegaskan bahwa keputusan Nopi Yeni tersebut sudah menyalahi aturan.

"Ibu tahu itu salah?" tegas Bima Arya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas