Senjata Melawan Hoaks Tema Kegiatan Literasi Digital di Surabaya
Kegiatan Literasi Digital kali ini dihadiri sebanyak 263 (dua ratus enam puluh tiga) orang peserta yang berasal dari berbagai Paroki di Keuskupan Sura
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) bersama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dari Komisi Sosial (Komsos), Komisi Kerasulan Awam (Kerawam), Komisi Kepemudaan Keuskupan Surabaya, menggelar kegiatan literasi digital di Ballroom HARRIS Hotel & Conventions Bundaran Satelit Surabaya, Minggu lalu.
Tujuan dan sasaran kegiatan Literasi Digital kali ini adalah untuk mengedukasi Orang Muda Katolik agar memiliki pemahaman tentang Cerdas Bermedia Sosial dengan membuat produksi-produksi konten yang berasaskan Pancasila, mempersatukan dan menciptakan jaringan kerja sama antar Orang Muda Katolik untuk menjadi anak-anak bangsa yang menyebarkan konten-konten positif demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan Literasi Digital Dihadiri 263 Peserta
Kegiatan Literasi Digital kali ini dihadiri sebanyak 263 (dua ratus enam puluh tiga) orang peserta yang berasal dari berbagai Paroki di Keuskupan Surabaya. Literasi digital nasional ini berfokus pada 4 (empat) pilar, yaitu: digital skill, digital safety, digital culture dan digital ethic.
Penerima Manfaat Utama dari kegiatan ini adalah Orang Muda Katolik (OMK) di Surabaya. Adapun penjelasan terkait OMK adalah mereka yang berusia antara 16 (enam belas) s/d 35 (tiga puluh) tahun dan belum terikat perkawinan sebagaimana dimaksud dalam pedoman karya pastoral kaum muda.
Pangerapan, B.Sc, M.M (Dirjen Aptika Kemkominfo RI), Semuel Abrijani mengatakan, Teknologi digital makin berkembang pesat dan membawa kemajuan di berbagai bidang kehidupan manusia, diantaranya dapat meningkatkan produktivitas sehari-hari, juga menghindari risiko seperti penipuan, phising dan pencurian identitas.
Selain itu, literasi digital juga dapat membantu kita mengakses informasi dan memanfaatkan informasi tersebut dengan baik dan benar.
“Kemampuan memilih dan memilah informasi sangat krusial, terlebih dalam memasuki masa tahun politik dimana hoax dan miss-informasi bertebaran setiap harinya. Karena itu, Kemkominfo mengemban amanat dari Presiden Jokowi untuk menjadi garda terdepan dalam percepatan transformasi digital bangsa Indonesia,” ungkap Semuel Abrijani
Tingkatkan Literasi Digital Hingga Ke Seluruh Pelosok Negeri
Semuel juga mengungkapkan bahwa Upaya meningkatkan literasi digital ini akan terus dilakukan hingga ke seluruh pelosok negeri tanpa terkecuali.
“Harapannya, pengetahuan literasi digital yang didapat melalui acara ini dapat diteruskan pada orang-orang di sekitar kita: orangtua, teman, rekan kerja kita serta masyarakat pada umumnya agar bangsa Indonesia makin cakap digital untuk Indonesia terkoneksi,” katanya lagi.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, Rm. P. Anthonius Steven Lalu, SS.Lic.,Th. Mengapresiasi untuk para peserta yang datang dalam acara ini sebab telah bersedia hadir dan mempunyai kesadaran diri bahwa kita harus belajar.
“Seiring dengan perkembangan teknologi, kita harus rendah hati, belajar, bekerja sama, beradaptasi, bertransformasi, dan berproduksi, yang mana hal tersebut akan dipaparkan oleh narasumber dalam acara ini yang telah diundang dan diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) bersama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dari Komisi Sosial (Komsos), Komisi Kerasulan Awam (Kerawam), Komisi Kepemudaan Keuskupan Surabaya.” kata Sekretaris Eksekutif Komsos KWI, Rm. P. Anthonius Steven Lalu, SS.Lic.,Th.
Anthonius Steven Lalu juga berharap dengan terselenggaranya acara ini kaum muda kita dapat menjadi melek informasi, yang artinya mampu untuk menganalisa sumber informasi yang didapatkan sehingga tidak akan diberdayakan teknologi.
215 Juta Penduduk Indonesia Terkoneksi Dengan Internet
Berdasarkan data kependudukan tahun 2022 ada lebih dari 215 (dua ratus lima belas) juta penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan internet. Pengguna internet di Indonesia rata-rata7,42 jam perhari.
Studi dari Microsoft yang keluar pada awal tahun 2021 lalu, menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna internet yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Banyaknya pengguna internet di Indonesia tidak dibarengi oleh literasi digital yang piawai.