Siswa SMP Dihukum Guru Lari Tanpa Sepatu di Siang Bolong, 5 Putaran Telapak Kakinya Langsung Melepuh
Siswa SMP di Madiun dihukum guru lari mengelilingi lapangan basket tanpa alas kaki saat siang bolong, 5 putaran kaki bocah itu langsung melepuh.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Whiesa Daniswara
"Telapak yang kanan melepuh lebar sampai kulitnya robek berdarah serta masih ada butiran pasir kasar yang menempel," paparnya.
G lantas menceritakan kepada orang tuanya bahwa ia dihukum dengan cara disuruh lari mengelilingi lapangan yang panas saat siang hari sekira pukul 13.00 WIB tanpa alas kaki.
Akibat kejadian itu, kata Novi, hingga saat ini, anaknya belum bisa berjalan dengan normal.
G bahkan merasakan kesakitan hingga menangis, demam dan harus dilarikan ke rumah sakit.
"Saat dibersihkan telapak kakinya di rumah sakit banyak ditemukan pasir batu kerikil kecil yang menempel di daging telapak kaki anak saya yang dibersihkan dengan digosok sampai menjerit-jerit," tandasnya.
Oknum Guru Sudah Minta Maaf, tapi Kasus tetap Dibawa ke Ranah Hukum
Dikatakan Novi, F dan kepala sekolah telah datang untuk meminta maaf.
Namun, ia tetap tidak terima dan meminta agar kasus ini berlanjut ke proses hukum.
Novi telah mendatangi Polres Madiun Kota untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.
"Tadi mau buat laporan ke polisi, tetapi akan dilakukan yang menghadirkan pihak pemerintah, bhabinkamtibmas dan babinsa," terangnya.
Dinas Pendidikan: yang Dilakukan Guru Salah
Kepala Dinas Pendidikan Kota Madiun, Lismawati membenarkan kejadian tersebut.
Lismawati mengatakan, siswa itu dihukum oknum guru berinisial F lantaran tidak mengikuti kegiatan kerohanian.
"Jadi anaknya tidak mengikuti kegiatan rohani, kemudian disuruh (oknum guru) itu lari muter keliling lapangan di lapangan basket," ujar saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (4/10/2023).
Lismawati menegaskan, apa yang dilakukan oleh oknum guru tersebut salah.
Terlebih, dirinya sudah berulang kali menyampaikan kepada kepala sekolah agar para guru tidak melakukan hukuman fisik kepada siswa.
"Sebenarnya kami sudah mewanti-wanti agar pihak sekolah tidak memberikan hukuman fisik."
"Dan di sini ada kesalahan, yaitu caranya (menghukum) tadi salah," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Muhlis Al Alawi)