Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sumsel Dikepung Kabut Asap, Disdikbud Minta Sekolah Kurangi Kegiatan hingga Imbauan Kapolda

Sumatera selatan darurat kabut asap. Dinas pendidikan Kabupaten Banyuasin minta sekolah kurangi kegiatan siswa, Kapolda beri imbauan ke warga

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Sumsel Dikepung Kabut Asap, Disdikbud Minta Sekolah Kurangi Kegiatan hingga Imbauan Kapolda
Tribunnews.com/istimewa
Ilustrasi kabut asap - Sejumlah wilayah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dilaporkan dikepung kabut asap. 

TRIBUNNEWS.COM - Kabut asap selimuti sejumlah wilayah di Sumatera Selatan (Sumsel). Salah satu yang terdampak, yakni Kabupaten Banyuasin.

Kabut asap membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banyuasin keluarkan instruksi kepada seluruh sekolah untuk mengurangi aktivitas siswa di luar ruangan.

Aminuddin selaku Kadis Dikbud Banyuasin mengatakan, pihaknya mengeluarkan Surat Edaran (SE) tersebut kepada seluruh Koordinator Wilayah (Korwil) terkait dampak kabut asap.

"Banyuasin ini luas, sehingga kami tidak bisa mengeluarkan edaran secara global. Karena topografi ataupun wilayah Banyuasin berbeda-beda,"

"Nantinya, korwil tinggal melihat situasi dan melaporkan kepada kami sejauh mana kondisi di lapangan," ujarnya, Selasa (3/10/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.

Baca juga: Selebgram di Palembang Dukung Pembakaran Lahan, Dipanggil Polda hingga Berujung Minta Maaf

Tak hanya mengimbau mengurangi kegiatan di luar kelas untuk PAUD, SD, dan SMP, pihaknya juga meminta guru dan siswa untuk menggunakan masker dan kacamata.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi dampak kabut asap, terlebih saat berangkat ke sekolah.

Berita Rekomendasi

Pihak Disdikbud juga meminta tak membakar sampah di lingkungan sekolah.

Selain untuk mengurangi asap, hal tersebut dilakukan mencegah terjadinya kebakaran.

"Saya juga sudah menginstruksikan kepada seluruh korwil dan kepala sekolah, untuk selalu memantau perkembangan kesehatan peserta didik," ujarnya.

Pihak sekolah kemudian didorong aktif untuk berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat, apabila ada siswa atau tenaga pengajar mengalami gangguan kesehatan.

"Bila ada siswa yang mulai mengalami gangguan pernapasan, batuk, pilek dan iritasi mata, untuk langsung berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat untuk dilakukan pengobatan," pungkasnya.

Baca juga: Ada Kabut Asap, Laga Timnas Indonesia Besutan Shin Tae-yong vs Brunei Terancam Batal di Palembang

Warga OKI Lihat Kobaran Api Setiap Hari

Beberapa lahan di wilayah di Ogan komering Ilir (OKI), Sumsel sudah terlihat menghitam karena hangus terbakar.

Salah satu pengguna jalan yang melintasi Sepucuk, Rosihan menceritakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus berulang setiap harinya di sebagian jalan yang menghubungan Kecamatan Kayuagung menuju Pedamaran Timur, Kabupaten OKI.

Bahkan, kata Rosihan, api terlihat baik pagi maupun sore hari.

"Bukan rahasia lagi, pengguna jalan yang melewati jalan sepucuk pasti selalu melihat ada kobaran api yang menyala dari dalam lahan gambut baik pagi, siang maupun sore hari," kata Rosihan, mengutip TribunSumsel.com.

Beberapa waktu lalu, ia bahkan melihat kanan kiri jalan banyak bara api di lahan gambut.

"Sekitar seminggu lalu kebetulan lewat sini, saya lihat baik di sisi kiri maupun kanan jalan banyak bara api yang muncul dari dalam gambut. Yang bahaya itu kalau angin lagi kencang api jadi cepat membesar," ujarnya.

Kabut asap di Provinsi Sumatera Selatan. Dilaporkan, pekatnya kabut asap membuat penyakit ISPA meningkat di wilayah tersebut
Kabut asap di Provinsi Sumatera Selatan. Dilaporkan, pekatnya kabut asap membuat penyakit ISPA meningkat di wilayah tersebut (Istimewa)

Baca juga: Kabupaten Batanghari Jambi Dilanda Kabut Asap, Orangtua Tetap Pilih Anak Masuk Sekolah

Di sisi lain, Taufik, pemilik rumah di sekitar jalan tersebut mengaku khawatir, apabila sewaktu-waktu api menyambar rumahnya.

"Hampir tiap hari kebakaran terjadi, kami khawatir sewaktu-waktu api mendekati rumah kami dan hal yang tidak diinginkan akan terjadi," ujarnya.

Selain itu, asap hingga ranting dan kayu bekas kebakaran juga kini sudah memasuk kediamannya.

"Hampir setiap hari saya temukan sampah bekas lahan terbakar yang terbawa angin. Jadi setiap pagi dan sore selalu membersihkan halaman rumah, kadang juga malahan masuk kedalam rumah kami," keluhnya.

Kebakaran di Jalan Sepucuk tersebut juga dikonfirmasi Kepala Manggala Agni Daops XVII OKI, Edi Satriawan. Ia mengatakan, kebakaran hampir setiap hari.

"Ada 6 Kecamatan masuk kategori rawan Karhutla, Diantaranya Pampangan, Pangkalan Lampam, Cengal, Tulung Selapan, Kayuagung dan Pedamaran Timur,"

"Semua daerah tersebut sudah pernah terjadi kebakaran dan bisa dikatakan hampir setiap hari terdapat titik api yang muncul," ungkapnya.

Pihaknya telah menurunkan puluhan personil gabungan untuk memadamkan api.

Kapolda Minta Warga Tak Bakar Lahan

Silayah Sumsel kini berstatus darurat Karhutla, lantaran banyaknya titik api.

Kapolda Sumsel, Irjen Albertus Rachmad Wibowo pun menggandeng tokoh agama untuk membujuk masyarakat supaya tak membuka lahan dengan cara dibakar.

Terlebih, mulai September hingga awal Oktober 2023 ini, banyak wilayah di Sumsel sudah terselimuti kabut asap.

"Dengan meningkatnya status karhutla menjadi tanggap darurat, maka Sekda OKI dan Sekda Ogan Ilir sudah bisa menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga)," kata Rachmad saat kunjungan ke Tanjung Senai, Indralaya, Sabtu (30/9/2023).

Mengutip TribunSumsel.com, dengan anggaran BTT tersebut, Rachmad berharap bisa digunakan untuk melaksanakan kegiatan preemtif, preventif, dan pemadaman.

"(Kegiatan pertama) Preemtifnya, imbauan di mana kami sudah mengeluarkan buku sebagai acuan yang bisa dibacakan oleh tokoh agama saat salat Jumat. Disampaikan tentang kewajiban setiap umat manusia untuk melindungi lingkungan hidup," ujar Rachmad.

Lalu kedua, upaya preventif, yakni Tim Satgas Karhutla melakukan patroli dan penyekatan.

Hal tersebut dilakukan supaya masyarakat tidak masuk ke lahan yang berpotensi dijadikan ladang dengan cara dibakar.

Karhutla, kata Rachmad, tak hanya disebabkan oleh masyarakat saja, namun juga oleh ulah perusahaan.

"Kami juga sudah mendeteksi ada perusahaan yang membakar, apakah itu disengaja atau dampak karena kebakaran oleh masyarakat. Kami akan melakukan pemeriksaan terhadap manajemen perusahaan tersebut," tegas Rachmad.

Ia mengatakan, perusahaan memiliki kewajiban untuk memadamkan kebakaran jika ada kebakaran lahan dengan radius lima kilometer dari perusahaan.

"Perusahaan juga punya kewajiban (memadamkan kebakaran). Jika ada kebakaran lahan radius 5 kilometer dari perusahaan, harus ikut memadamkan. Apalagi kalau di wilayah perusahaan tersebut ada api, harus bertanggung jawab," tandasnya.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunSumsel.com, M Ardiansyah/Winando Davinchi/Agung Dwipayana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas