Infrastruktur Sanitasi dan Air Bersih Jadi Kebutuhan Dasar Warga Wonogiri yang Terdampak Kekeringan
Puncak musim kemarau yang terjadi selama Agustus hingga September 2023 yang disertai El Nino menurut informasi BMKG, membuat 25 desa di Wonogiri.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI - Puncak musim kemarau yang terjadi selama Agustus hingga September 2023 yang disertai El Nino menurut informasi BMKG, membuat 25 desa di tujuh kecamatan di Wonogiri terancam kekeringan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Trias Budiono mengatakan, ada potensi kekeringan berat dan kemarau panjang di Wonogiri karena tahun ini kemarau disertai dengan El Nino.
Adapun kecamatan-kecamatan yang terdampak kekeringan itu diantaranya Eromoko, Giritontro, Giriwoyo, Nguntoronadi, Paranggupito, Pracimantoro dan Tirtomoyo.
"Kita memperkirakan ada 6.354 KK yang terdiri dari 18.666 jiwa yang terdampak," katanya belum lama ini.
Menurutnya dampak yang dirasakan masyarakat adalah kekurangan air bersih dikarenakan di musim kemarau seperti ini, debit sumber air di Wonogiri menurun.
Mendasar dari hal tersebut, Lautan Berlian bersama komunitas Mitsubishi Pajero Club Indonesia, Jabodetabek Area Chapter (MPCI JAC) dan MPCI Peduli menggelar kegiatan amal di Desa Ngandongrejo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah akhir pekan lalu.
Pada kegiatan kali ini, mereka fokus pada pembangunan infrastruktur sanitasi dan penyediaan air bersih, dua hal yang menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat Wonogiri.
"Sebagai bentuk komitmen nyata, Lautan Berlian memberikan donasi berupa pembangunan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) 2 unit serta pemasangan 2 toren dengan kapasitas 5100 liter sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/10/2023).
Deden S Nugraha, perwakilan dari manajemen Lautan Berlian menyatakan, pihaknya juga memberikan bantuan air bersih sebanyak 600.000L yang disalurkan melalui 100 tangki dan pembagian sembako yang dilakukan untuk 100 kepala keluarga.
“Kegiatan kepedulian akan terus kami laksanakan agar memberikan manfaat pada masyarakat dan juga mengajarkan pada keluarga MPCI, bahwa berbagi pada sesama adalah hal yang sangat menyenangkan.” Sambungnya.
Ketua MPCI JAC, Munas Sidabutar menuturkan bahwa bantuan yang diberikan kepada masyarakat di Desa Ngandongrejo karena daerah mereka termasuk yang terdampak El Nino atau kemarau panjang.
Terpisah, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, lahan seluas 32 ribu hektar lahan pangan pertanian berkelanjutan (LP2B) di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah tidak bisa ditanami menyusul kekeringan yang berkepanjangan dampak El Nino.
Padahal sebelumnya, memasuki bulan Oktober, biasanya lahan tersebut sudah ditanami petani pada masa tanam pertama di Kabupaten Wonogiri.
Baca juga: Warga Wonosegoro Boyolali Rasakan Dampak Kemarau, Komunitas hingga PMI Salurkan Bantuan Air Bersih
“Lahan seluas 32 ribu hektar LP2B tidak bisa ditanami musim ini karena kekeringannya luar biasa. Waduk dan embung yang biasa mengairi sawah itu mengering total karena bencana kekeringan tahun ini,” ujarnya.=
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.