Satu dari 2 Korban Meninggal Keracunan Sate Kulit Ternyata Pemilik Warung yang Ikut Jualan Sate
Sebanyak 37 orang lainnya harus menjalani perawatan akibat keracunan sate kulit tersebut.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Dua warga di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat meninggal dunia diduga akibat keracunan sate kulit.
Salah satu korban meninggal ternyata warga yang juga menjual sate di warungnya.
Sementara itu sebanyak 37 orang lainnya harus menjalani perawatan akibat keracunan sate kulit tersebut.
Diketahui korban mulai mengeluh gejala keracunan sejak Senin (9/10/2023) malam dan terus bertambah hingga Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Sejumlah Orang Diperiksa Terkait Keracunan Massal di Cianjur
Camat Cilawu, Anas Aolia, mengatakan sebagian besar korban adalah warga Tasikmalaya.
"Kebanyakan dari Tasik wilayah Sukamaju dan Sirnagalih. Secara geografis letak rumah mereka berdekatan dengan Cilawu sehingga ditangani di Puskesmas Cilawu," ujar Anas kepada Tribun dalam keterangan tertulisnya, kemarin.
Satu korban meninggal, Cecep (48), berasal dari Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut.
Korban meninggal lainnya, Mimin (56), berasal dari Desa Kersamaju, Cigalontang, Tasikmalaya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Dr Leli Yuliani, mengatakan, sebagian besar korban keracunan sudah diperbolehkan pulang.
Hingga tadi malam tinggal delapan orang yang masih dirawat. Empat orang dirawat di Puskesmas Cilawu.
"Empat orang lainnya di Klinik Cihideung," ujarnya saat dihubungi Tribun, kemarin.
Leli mengatakan tengah melakukan pelacakan di berbagai wilayah untuk memastikan tidak ada korban lainnya yang mengalami keracunan.
Baca juga: Sejumlah Orang Diperiksa Terkait Keracunan Massal di Cianjur
Menurutnya, korban bisa berasal dari dua wilayah Garut dan Tasik lantaran sate tersebut dijual di Pasar Bojongloa, Kecamatan Cilawu, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Garut.
Ia menuturkan banyak warga Tasik yang berbelanja ke pasar tersebut, sehingga terdapat korban keracunan yang diduga dari makanan sate jebred yang dibeli dari Pasar Bojong Loa.
"Sehabis itu kan dijual lagi di warung tuh, ini adalah orang-orang yang membeli dari warung."
"Malah itu orang yang meninggal dari Cigalontang itu orang yang jualan di warungnya," ungkap Leli.
Ia menuturkan, pihaknya telah mengambil sampel dari muntahan korban untuk diperiksa di laboratorium.
Hasil dari sampel tersebut nantinya akan diketahui setelah dilakukan uji lab tiga sampai empat hari.
"Sebetulnya pada Minggu sore juga udah ada keluhan-keluhan, cuma masih di rumah belum dibawa untuk berobat."
"Datang ke puskesmas itu hari Senin. Karena sudah lebih dari 8 jam dan makanannya pun sudah enggak ada," ungkapnya.
Kapolsek Cilawu, Kompol Duhri, mengatakan pemilik sekaligus penjual sate yang diduga beracun ini sudah diamankan.
"Kasusnya sudah dilimpahkan ke Reskrim Polres Garut," ujarnya.
"Sisa sate juga sudah dibawa Dinas Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik," ungkapnya.
Bupati Garut Rudy Gunawan memastikan korban akan ditangani dengan baik.
Pemkab juga menjamin seluruh biaya pengobatan korban, baik yang masih dirawat inap maupun yang sudah rawat jalan.
Ia meminta masyarakat lebih hati-hati dalam berjualan makanan siap santap.
"Pastikan bahan dalam kondisi baik untuk dikonsumsi," ujarnya. (sidqi al ghifari)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Puluhan Warga Tasik dan Garut Jadi Korban Sate Kulit Beracun, 2 Meninggal, Salah Satunya Penjual