Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Semburan Gas di Bogor, Hilang setelah 20 Jam hingga Sampel Diambil Dinas ESDM

Gas menyembur dari pembuatan sumur bor di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hilang setelah 20 jam hingga Dinas ESDM turun tangan

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Fakta Semburan Gas di Bogor, Hilang setelah 20 Jam hingga Sampel Diambil Dinas ESDM
TRIBUNNEWSBOGOR.COM/MUAMARRUDIN IRFANI
Semburan gas akibat pengeboran sumur di Kampung Leuwikotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, berhenti, Kamis (12/10/2023). 

Adam menambahkan, kemungkinan gas tersebut sudah hilang atau berkurang.

"Sampai saat ini kondisi gas tersebut kemungkinan hilang atau berkurang," ungkapnya.

semburan gas alam di bogor dfg edrtg
Semburan gas di area kontrakan di Kampung Leuwikotok, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Kamis (12/10/2023).

Baca juga: Viral Pasutri Halangi Truk Sampah di Bogor, Bikin Ulah karena Gagal Jadi Ketua RT, Warga Gelar Demo

Sampel Kandungan Gas Diambil Dinas ESDM Jabar

Adam menambahkan, kandungan gas yang menyembur dari pembuatan sumur bor kedalaman 130 meter tersebut tergolong berbahaya.

Bahkan, gas tersebut bisa saja menimbulkan kebakaran.

"Kalau gas metana dapat menimbulkan kebakaran, tapi dengan banyaknya air itu bisa mengurangi bahaya tersebut," ujarnya kepada wartawan, Kamis (12/10/2023).

Adam menerangkan, penyebab adanya kandungan gas di area tersebut adalah lokasi berada di Lempeng Jatiluhur.

"Lempeng Jatiluhur itu lempengnya sangat tebal sehingga di bawahnya itu kedap, sehingga ketika dilakukan pengeboran itu keluar (menyembur) dari bawah," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Untuk memastikan kandungan apa saja dalam gas yang bercampur air tersebut, sampelnya pun dibawa oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat untuk dilakukan uji laboratorium.

Kata Polisi

Kapolsek Sukaraja, Kompol Birman Simanullang mengatakan, pembuatan sumur bor tersebut dilakukan karena kesulitan air saat musim kemarau.

"Bahwasanya karena ini musim kemarau, mereka berusaha untuk mendapatkan air dengan melakukan pengeboran," ujarnya kepada wartawan, Rabu (11/10/2023).

Tak kunjung mendapatkan air, pengeboran terus dilakukan hingga kedalaman ratusan meter.

"Pengeboran ini kurang lebih sebulan tidak dapat air, dengan kedalaman kurang lebih 130 meter," ungkapnya.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas