Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Populer Regional: 11 Warga Subang Tewas usai Pesta Miras - Siswa Tantang Guru Kini Dikeluarkan

Berikut rangkuman berita populer regional dimulai 11 warga Subang tewas usai pesta miras hingga siswa yang tantang guru kini dikeluarkan.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Populer Regional: 11 Warga Subang Tewas usai Pesta Miras - Siswa Tantang Guru Kini Dikeluarkan
Kolase Tribunnews.com
Berikut rangkuman berita populer regional dimulai 11 warga Subang tewas usai pesta miras hingga siswa yang tantang guru kini dikeluarkan. 

TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai kasus tewasnya 11 warga di Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Para korban diketahui meregang nyawa setelah pesta minuman keras (miras) oplosan.

Kasus ini sudah ditangani kepolisian dengan memburu penjual miras yang masih buron.

Kemudian ada update kasus pecahnya jembatan kaca di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Polisi telah menetapkan satu tersangka bernama Edi Suseno (63).

Ia merupakan pemilik sekaligus desainer jembatan yang kini terancam dipenjara selama 15 tahun.

Baca juga: Populer Internasional: Bandara Dagestan Rusia Diserbu Massa Pro-Palestina - Penembakan Massal di AS

Terakhir ada nasib dari siswa SMA yang tantang gurunya berkelahi di Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

BERITA REKOMENDASI

Siswa berinisial HK (16) telah dikeluarkan dari sekolahnya.

Belakangan terungkap, HK tercatat beberapa kali telah berulah dan dikenal sebagai pribadi yang temperamen.

Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:

1. 11 Warga Subang Tewas usai Pesta Miras Oplosan, Pemilik Warung Miras Masih Buron

Polisi mendatangi tempat penjual miras oplosan di Subang yang mengakibatkan sembilan orang meninggal dan lima lainnya kritis, Senin (30/10/2023).
Polisi mendatangi tempat penjual miras oplosan di Subang yang mengakibatkan sembilan orang meninggal dan lima lainnya kritis, Senin (30/10/2023). (Tribun Jabar/Ahya Nurdin)

Pesta minuman keras (miras) berujung maut terjadi di Kampung Cipulus, Kecamatan Sagalaherang, Subang, Jawa Barat, Minggu (29/10/2023).

Sebanyak 11 warga tewas dan empat orang mengalami kritis usai meminum miras oplosan.

Para korban sempat dilarikan ke RSUD Ciareng Subang, namun nyawa sebagian korban tak tertolong.

 Direktur Pelayanan RSUD Subang, dr. Samsyu Riza, mengatakan hingga pukul 12.30 WIB ada tambahan satu korban meninggal sehingga total korban yang meninggal sebanyak 11 orang.

"Korban yang baru saja meninggal adalah Cahyan warga Desa Tambakan Kecamatan Jalancagak yang baru saya masuk mejalani perawatan pagi tadi rujukan dari Puskesmas Jalancagak," paparnya, Senin (30/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Menurutnya para korban meninggal lantaran tak kuat menahan panas di perut dan lambung usai meminum miras oplosan.

"Mereka para korban kelebihan mengonsumsi alkohol sehingga berdampak pada kematian, akibat perut dan lambung tak kuat menahan panasnya cairan alkohol yang diminum oleh para korban," sambungnya.

Korban miras oplosan berasal dari tiga kecamatan di Subang, Jawa Barat yakni Jalancagak, Serangpanjang, dan Sagalaherang.

Mereka mengadakan pesta miras oplosan untuk merayakan ulang tahun salah satu klub motor.

Sebelumnya, Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengatakan miras oplosan dibeli dari sebuah warung di kawasan Jalancagak, Subang.

"Kronologi peristiwa tersebut berawal saat para korban ini menghadiri sebuah hajatan pernikahan temannya di Kawasan Sagalaherang."

"Namun setelah menghadiri pesta pernikahan, ke-14 orang tersebut melakukan aksi pesta miras hingga berujung maut," ungkapnya, Senin.

Baca selengkapnya.

2. Pengelola Jembatan Kaca di Banyumas Ditetapkan sebagai Tersangka, Ternyata Tak Kantongi Izin

Polisi saat menetapkan owner sekaligus pengelola wisata The Geong atas nama Edi Suseno (63) sebagai tersangka utama insiden jembatan kaca pecah tewasnya wisatawan dalam konferensi pers yang diselenggarakan, Senin (30/10/2023).
Polisi saat menetapkan owner sekaligus pengelola wisata The Geong atas nama Edi Suseno (63) sebagai tersangka utama insiden jembatan kaca pecah tewasnya wisatawan dalam konferensi pers yang diselenggarakan, Senin (30/10/2023). (TribunJateng/Permata Putra Sejati)

Edi Suseno (63), pemilik dan pengelola The Geong kini ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya seorang wisatawan di kawasan wisata hutan Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah.

Seorang pengunjung yang tengah berada di jembatan kaca The Geong diketahui terjatuh hingga meninggal dunia.

Hal itu dikarenakan kaca di jembatan tersebut tiba-tiba pecah.

Dikatakan Kombes Edy Suranta Sitepu, Kapolresta Banyumas, tersangka Edi Suseno yang juga diduga sebagai perancang jembatan tersebut rupanya tidak memiliki izin resmi.

Bahkan, di lokasi wisata yang kini tengah viral di media sosial itu juga tidak terdapat papan pemberitahuan yang menjelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diikuti.

Selain itu, terungkap bahwa jembatan kaca ini tidak memenuhi persyaratan sertifikasi fungsi yang aman.

"Tidak ada izin, tidak ada SOP, tidak ada kajian keselamatan," kata Edy Suranta, Senin (30/10/2023), dikutip dari TribunBanyumas.

Diketahui tersangka ternyata mendesain sendiri jembatan kaca tersebut.

Kaca jembatan yang menggunakan material tempered satu lapis dengan ketebalan 1.2 cm itu tidak memenuhi standar keamanan yang diperlukan.

Seharusnya, kaca semacam ini seharusnya memiliki dua lapisan dengan ketebalan total sekitar 3.6 cm untuk memastikan keamanan.

"Amannya adalah 2 lapis yang kurang lebih 3.6 cm dari sisi keamanan,”

“Pilar-pilar ketika menahan tekanan tidak sama sehingga menyebabkan kaca pecah," ujarnya. 

Baca selengkapnya.

3. Tersangka Kasus Pembuangan Bayi di Gresik Meninggal, Keluarga Curiga hingga Kata Kepala Rutan

Ilustrasi tewas
Ilustrasi tewas (ThinkStock via Kompas)

Seorang tersangka kasus pembuangan bayi di Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur, meninggal dunia.

Pria berinisial BPN (24) tersebut meninggal dunia setelah satu minggu dipindahkan dari Rutan Polres Gresik ke Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Gresik.

Sebelum meninggal dunia, Kepala Rutan, Disri Wulan Agus Tomo mengatakan, BPN sempat sesak napas dan lemas hingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina Gresik.

 Nahasnya, nyawa BPN tak tertolong saat berada di rumah sakit.

"Setelah dilakukan pemeriksaan medis, sekitar pukul 20.00 WIB korban dinyatakan meninggal oleh dokter rumah sakit," ujar Disri, dikutip dari Kompas.com, Senin (30/10/2023).

Namun, pihak keluarga merasa ada kejanggalan di kematian BPN.

Terlebih, keluarga sempat mengirimkan uang jutaan rupiah kepada seseorang yang diduga ada di dalam Rutan Kelas IIB.

BY selaku paman dari BPN tak percaya kalau saudaranya meninggal karena serangan jantung.

"Keponakan saya tidak punya riwayat jantung. Kenapa kepala rutan bilang itu, keluarga mendapat informasi kalau almarhum BP dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di RSUD Ibnu Sina Gresik, keponakan saya sudah meninggal dunia. Kata dokter itu karena dehidrasi kekurangan air," ujarnya, Sabtu (28/10/2023).

Mengutip TribunJatim.com, selama di dalam rutan, kata BY, BPN kerap menelpon ibunya.

BPN disebut kerap mengeluhkan kekurangan dan kesulitan air.

Namun, setelah seminggu berada di Rutan Kelas IIB Gresik, BPN meninggal dunia.

"Masuk Rutan Gresik belum seminggu nyawanya sudah melayang (meninggal dunia)," katanya.

Baca selengkapnya.

4. Duel Lansia Kakak Beradik Berkelahi di Blitar: Sang Kakak Tewas, Warga Tidak Berani Mendekat

Ilustrasi duel.
Ilustrasi duel. (kompasiana)

Kasiran (63)  membunuh kakaknya sendiri, Kadir (68) dalam sebuah perkelahian, Sabtu (28/10/2023) malam.

Peristiwa berdarah tersebut terjadi di Desa Kedawung, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar Jawa Timur, 

Kadir meninggal dunia di lokasi dengan mengalami luka akibat benda tumpul di bagian kepala.

 Sedang Kasiran mengalami luka akibat benda tajam di bagian kepala dan punggung. Kasiran sempat menjalani perawatan di Puskesmas Nglegok.

"Kakaknya (Kadir) meninggal dunia di TKP, sedang adiknya (Kasiran) mengalami luka di bagian kepala sebelah kiri dan punggung, masing-masing mendapat lima jahitan," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Hendro Utaryo, Minggu (29/10/2023).

Hendro mengatakan kakak beradik ini sempat saling duel di dekat rumah mereka. Rumah Kadir dan Kasiran hanya berjarak 7 meter.

Diduga, keduanya sama-sama membawa senjata saat berduel.

"Korban mengalami luka di kepala, dugaan sementara dipukul menggunakan cangkul. Kami mengamankan gagang cangkul di lokasi. Tapi, untuk senjata tajamnya masih kami cari," ujarnya.

Dikatakannya, polisi juga masih mendalami motif yang menyebabkan terjadinya duel maut antara kakak dan adik tersebut.

Informasi awal yang didapat polisi, kakak beradik ini memang sering terlibat cek-cok.

"Informasi dari tetangga, mereka memang sering cek-cok, warga takut melerai kalau mereka sedang cek-cok. Korban atau kakaknya orangnya temperamental," katanya.

Ketika keduanya berkelahi pada Sabtu (28/10/2023), warga juga takut melerai.

Setelah perkelahian itu, warga mengetahui Kadir sudah terkapar di dekat rumah adiknya.

Baca selengkapnya.

5. Siswa yang Tantang Guru Berkelahi Kini Dikeluarkan, Polisi: Pelaku Pernah Diberi Surat Peringatan

Unit PPA dan personel Polsek Dusel saat meminta keterangan siswa SMA berinisial HK (16). Video siswa ajak duel guru ini viral di medsos.
Unit PPA dan personel Polsek Dusel saat meminta keterangan siswa SMA berinisial HK (16). Video siswa ajak duel guru ini viral di medsos. (TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN B)

Inilah kabar siswa SMA di Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang viral karena tantang gurunya berkelahi.

Siswa tersebut bernama HK (16) pun kini telah dikeluarkan dari sekolah.

Hal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Dusun Selatan, Ipda H Tonie.

 "Berdasarkan keterangan pihak sekolah, yang bersangkutan saat ini telah dikeluarkan dari sekolah sebagai sanksi bagi siswa tersebut," ungkapnya saat dihubungi Tribunkalteng.com, Minggu (29/10/2023).

Tonie mengungkapkan, ternyata HK sebelumnya pernah diberikan surat peringatan (SP) atas perbuatan yang sama.

"Bahkan saat itu, HK dan orang tuanya sudah menyetujui dan menandatangani surat perjanjian agar yang bersangkutan tidak mengulangi perbuatannya tersebut," ungkap Ipda H Tonie.

Dari keterangan guru sekolah, kata Tonie, HK mempunyai sifat temperamental hingga berani menantang gurunya sendiri.

Diketahui, sebelum dikeluarkan sekolah, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Barito Selatan dan Polsek Dukuh Selatan melakukan mediasi antara pihak HK dan pihak sekolah.

Setelah dikeluarkan dari sekolah, pihak sekolah menganjurkan HK untuk mengambil Paket C.

Hal tersebut dilakukan agar HK punya ijazah SMA.

"Akibatnya, pihak sekolah harus mengambil sanski tegas dengan mengeluarkan siswa HK dan menganjurkan yang bersangkutan untuk mengikuti paket C," pungkas Tonie.

Baca selengkapnya.

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas