Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Misteri Kematian Bidan Hety Terungkap, Dirudapaksa & Dicekik, Pelaku Sempat Kabur ke Banten

Terungkapnya kasus pembunuhan ini setelah anggota Reskrim Polres Kapuas Hulu berhasil meringkus NR (23) pada Jumat (3/11/2023) lalu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Misteri Kematian Bidan Hety Terungkap, Dirudapaksa & Dicekik, Pelaku Sempat Kabur ke Banten
Tribunpontianak.co.id/Polres Kapuas Hulu
Polsek Semitau saat melakukan olah TKP kejadian atas meninggalnya seorang bidan perkebunan sawit, di Kamar Perumahan Pondok II PT. Belian Estate, Desa Nanga Seberuang, Kecamatan Semitau (perkebunan kelapa sawit), Senin 23 Oktober 2023 sekitar pukul 12.10 WIB. 

"Saya mengucapkan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada anggota Polres Kapuas Hulu, telah bekerja keras untuk mengungkapkan dan menangkap pelaku pembunuh anak saya," ujarnya kepada wartawan, Rabu.

Ayah korban juga berharap, pelaku bisa dihukum mati karena anaknya meninggal dunia akibat dibunuh pelaku.

"Saya minta nyawa dibayar nyawa atau hukuman mati,” ungkapnya.

Yuli Marlina, wanita di Empat Lawang ditemukan dalam keadaan membusuk di kebun karet setelah selama 15 hari dilaporkan menghilang oleh keluarga.
Yuli Marlina, wanita di Empat Lawang ditemukan dalam keadaan membusuk di kebun karet setelah selama 15 hari dilaporkan menghilang oleh keluarga. (TRIBUNSUMSEL.COM/SAHRI ROMADHON)

Awal Mula Ditemukannya Jasad Bidan Hety

Diketahui Hety Karmila yang berprofesi sebagai bidan di perkebunan sawit PT Belian Estate, Kecamatan Semitau ini ditemukan tak bernyawa, Senin (23/10/2023) sekira pukul 12.10 WIB.

Dia ditemukan tewas di kamar Perumahan Ppondok II PT Belian Estate, Desa Nanga Seberuang, Kecamatan semitau, Kabupaten Kapuas Hulu.

Jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang hendak mengecek kandungannya.

Di lokasi penemuan jasad korban, polisi menemukan dua jenis obat yaitu merk Omedrinat dan merk Ambroxol Hydroc Hloride.

Berita Rekomendasi

Polisi juga menemukan 2 buah kedondong serta pecahan cermin kecil.

Belum diketahui apa hubungan obat-obatan, buah kedondong hingga pecahan kaca tersebut dalam kasus kematian korban.

Menurut Kapolres Kapuas Hulu AKBP Hendrawan, awalnya saksi Evi bersama suaminya Wibi pergi ke perumahan pondok sawit ke kediaman korban hendak memeriksakan kandungan.

"Mereka mengetuk pintu depan rumah korban dan memanggil-memanggil korban, akan tetapi korban tidak menjawab," ujar AKBP Hendrawan kepada wartawan, Selasa (24/10/2023).

Kemudian saksi mencoba membuka pintu belakang (dapur) dengan cara mendorong.

Setelah pintu terbuka, saksi masuk ke dalam rumah dan melihat korban di dalam kamar dengan kondisi telentang.

Saat itu wajah korban berwarna hitam, serta hidung dan mulut terdapat darah yang sudah membeku.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas