Diklat Mapala UNEJ Berujung Meninggalnya Mahasiswi, Kehilangan Nyawa saat Dibawa ke Rumah Sakit
Seorang mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember meninggal dunia saat ikuti Diklat Mahasiswa Pecinta Alam.
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswi Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember (UNEJ) tewas saat mengikuti Diklat, Sabtu (11/11/2023).
Mahasiswi bernama Nadifa Naya Damayanti (18) tersebut kehilangan nyawanya saat mengikuti Diklat Pecinta Alam (Mapala) FT UNEJ di lereng selatan Gunung Argopuro, Jawa Timur.
Hal tersebut dikonfirmasi Anggota Badan SAR Nasional (Basarnas) Jember, Rudi Prahara.
Sebelum meninggal dunia, korban sempat berkegiatan di Koordinat 64 A Hutan Perhutani Wilayah Kecamatan Arjasa, Jember.
Mengutip TribunJatim.com, Rudy menceritakan bahwa pihaknya mendapatkan permintaan evakuasi pada Sabtu pukul 03.00 WIB.
"Karena terjadi trobel di sana. Sehingga membutuhkan evakuasi. Kemudian kami menyiapkan evakuasi ke sana yang dibantu oleh teman-teman," ungkapnya.
Baca juga: Sempat Kritis saat Ikut Diklat Pecinta Alam di Lereng Argopuro, Mahasiswi Unej Meninggal di RS
Proses evakuasi, kata Rudy, cukup memakan waktu lantaran lokasi diklat korban jauh dari pemukiman penduduk.
"Bahkan harus ditempuh dengan jalan kaki dan sepeda motor," kata Rudy Prahara.
Ia juga mengatakan, korban sudah kritis saat dievakuasi dan tak bisa dibawa menggunakan sepeda motor.
Akhirnya, korban dievakuasi dengan cara dipanggul sejauh 1,5 kilometer dari kendaraan untuk evakuasi.
"Dipanggul untuk dinaikan ke mobil 4x4, lalu diestafetkan ke mobil ambulans. Jarak antara kendaraan dengan lokasi diklat sejauh 1,5 kilometer. Dengan kondisi jalan agar miring dan jalan setapak," paparnya.
Korban baru bisa dibawa ke RSUD dr Soebandi Jember pada pukul 11.30 WIB.
Nahas, saat tiba di rumah sakit, denyut nadi korban sudah tidak terasa.
"Ketika sudah masuk di mobil ambulans, saya tidak merasakan denyut nadi korban. Dan ketika sampai rumah sakit, pihak IGD menyatakan korban sudah meninggal dunia," paparnya.
Baca juga: Diduga Alami Kekerasan saat Diklat, Mahasiswa IAIN Gorontalo Tewas, Panitia Tutupi Kematian Korban
Kronologi
Kapolsek Arjasa, AKP Agus Sutriyono mengatakan, korban mengikuti diklat bersama dengan 13 mahasiswa lainnya.
"Korban bersama 14 orang teman mahasiswa yang tergabung dalam kelompok pecinta Alam Mahadipa Unej Jember melaksanakan latihan di wilayah Hutan Lindung Petak 64 KPH Arjasa," kata AKP Agus Sutriyono, dikutip dari Surya.co.id.
Ia mengatakan, korban sempat merasa kelelahan dan meminta istirahat pada Jumat (10/11/2023) pukul 14.00 WIB.
"Sekitar pukul 22.00 WIB, korban merasa membaik dan meminta makan sereal serta minum air putih," ungkap AKP Agus.
Namun, pada Sabtu sekira pukul 03.00 WIB, kondisi korban kembali memburuk.
Rekan-rekan korban pun meminta bantuan ke Basarnas Jember.
"Dengan cara mengirimkan lokasi titik koordinat tempat korban berada. Namun, saat itu belum bisa dievakuasi, karena medan yang jauh dan sulit serta kondisi gelap sehingga menunggu terang," jelasnya.
Saat menunggu kedatangan Basarnas Jember, kondisi korban terus memburuk.
"Kondisi korban terus memburuk, akhirnya oleh Tim Basarnas segera dilakukan evakuasi agar segera mendapatkan pertolongan medis," paparnya.
Saat berada di perjalanan menuju rumah sakit, nyawa korban tak tertolong.
Pihak kepolisian, kata AKP Agus, juga akan dilakukan visum, menunggu persetujuan orang tua korban.
"Namun, dalam perjalanan ke RSUD dr Soebandi korban meninggal dunia. Saat ini, korban berada di kamar jenazah RSUD dr Soebandi untuk dilakukan visum dan menunggu persetujuan dari orang tua korban, apakah korban akan dilakukan autopsi dalam atau tidak," ucapnya.
Agus memaparkan, dari pemeriksaan di luar, tak ada tanda-tanda kekerasan.
"Hasil pemeriksaan luar oleh tim Medis RSUD dr Soebandi, tidak diketemukan adanya luka pada tubuh korban," tandasnya.
Baca juga: Mahasiswa IAIN Gorontalo Tewas saat Diklat, Tim Investigasi Temukan Kekerasan yang Dilakukan Panitia
Mahasiswa UB Meninggal saat Mendaki Gunung Arjuno
Pada bulan Agustus lalu, seorang mahasiswa Universitas Brawijaya, Kota Malang, Jawa Timur meninggal dunia saat mendaki Gunung Arjono, Minggu (20/8/2023).
Korban bernama Yodeka Kapaba (21) tersebut meninggal dunia di jalur pendakian di Pos 2.
Mengutip Suryamalang.com Senin (21/8/2023), korban merupakan mahasiswa asal Deli Serdang, Sumatera Utara.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu.
Agung mengatakan, korban telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit.
"Korban ditemukan di Pos 2 Batu Besar Jalur Pendakian via Sumber Brantas Gunung Arjuno, Taman Hutan Raya Raden Soerjo dan saat ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Hasta Brata Batu," ucapnya.
Baca juga: Viral Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi UNY, Pelaku Disebut Membantah hingga Kata Pihak Kampus
Diduga, korban meninggal dunia karena kedinginan atau hipotermia.
"Informasinya korban merupakan mahasiswa jurusan Pertanian Universitas Brawijaya (UB)," ujarnya.
Agung Sedayu pun meminta para pendaki untuk tetap menjaga kesehatan saat melakukan pendakian.
Ditemui di tempat berbeda, Kasatreskrim Polres Batu, AKP Yussi Purwanto masih melakukan penyelidikan.
Ia juga menyebut menunggu persetujuan orang tua korban untuk melakukan visum.
“Kami akan melakukan lidik peristiwa ini dan visum untuk diketahui pasti penyebab kematiannya. Untuk visum kami juga harus menunggu persetujuan keluarga,” jelas Yussi Purwanto.
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJatim.com, Imam Nawawi)(Surya.co.id, Imam Nawawi)(Suryamalang.com, Dya Ayu)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.