Meninggal di Kamar Hotel Nashville AS, Jenazah PMI Kadek Roi Dipulangkan ke Indonesia Besok
Biaya pemulangan jenazah Kadek Roi telah ditanggung sepenuhnya oleh pihak asuransi karena ia merupakan PMI legal.
Editor: Dewi Agustina
Jenazah Roi telah diautopsi, namun pada 11 November lalu hasilnya belum keluar.
Sempat Magang di Perancis
Pada 2022 lalu Roi pernah berangkat ke Prancis.
Namun kala itu ia hanya mengikuti magang selama enam bulan.
Pada 2023 Roi kemudian memutuskan untuk menjadi PMI di Amerika, demi meningkatkan perekonomian keluarga.
Roi menyadari betul orangtuanya hanyalah seorang petani dan pedagang nasi jinggo keliling sehingga ingin meningkatkan perekonomian keluarga.
"Dari sekolah sampai berangkat ke Amerika, orangtuanya menghabiskan uang Rp 200 juta. Uang sebanyak itu hasil dari ngutang dan ada beberapa juga hasil dari jualan nasi jinggo. Dari tamat sekolah, Roi memang sudah bercita-cita ingin jadi PMI karena gajinya lebih besar. Dia anak laki satu-satunya, jadi dia merasa akan menjadi tulang punggung keluarga," ungkap Sudiarsana.
Di mata keluarga, almarhum Kadek Roi merupakan sosok yang lugu dan bertanggung jawab.
Kadek Roi bahkan sempat bertekad ingin membantu sepupunya kelak agar bisa mengikuti jejaknya menjadi PMI.
Namun sayang cita-cita itu tak sempat ia wujudkan.
Kronologi Kadek Roi Ditemukan Meninggal
Sebelumnya, Made Edi Suartana yang merupakan kerabat korban dari Buleleng dan tinggal di Amerika menuturkan, Kadek Roi ditemukan tak bernyawa di hotel oleh temannya.
Kadek Roi disebut baru lima hari sampai di Amerika dan baru sempat kerja tiga hari menjadi cook.
"Almarhum berangkat dari Bali pada 30 Oktober dan tiba di USA tanggal 31 Oktober 2023. Baru kerja tiga hari dan tanggal 5 November ditemukan meninggal dunia," katanya saat dihubungi Sabtu, 11 November 2023.
Edi menuturkan, Roi berangkat dengan menggunakan J1 visa dan mengikuti intership program di Thompson hotel Nashvile sebagai cook.
Program J1 ini seharusnya ia ikuti untuk 1 tahun namun almarhum hanya sempat bekerja 3 hari.