Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

TNI AU Sebut 2 Pesawat Super Tucano Jatuh di Gunung Bromo Masih 9 Tahun: Diduga Karena Cuaca Buruk

TNI AU mengatakan kedua pesawat tersebut dalam kondisi baik dan layak terbang.

Penulis: Erik S
zoom-in TNI AU Sebut 2 Pesawat Super Tucano Jatuh di Gunung Bromo Masih 9 Tahun: Diduga Karena Cuaca Buruk
kukuh kurniawan
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati saat memberikan keterangan dalam konferensi pers yang digelar di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (16/11/2023) 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - TNI AU mengatakan tidak ada masalah pada dua pesawat EMB-314 Super Tucano yang jatuh di area Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).

Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati mengatakan kedua pesawat TNI AU  tersebut dalam kondisi baik dan layak terbang.

"Semua pesawat sebelum terbang  dalam kondisi baik dan bagus. Kru pesawat juga bagus dan sehat, tidak ada masalah," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Lanud Abdulrachman Saleh pada Kamis (16/11/2023).

Baca juga: Sosok 3 Anggota TNI AU yang Meninggal Akibat Insiden Pesawat Jatuh, 1 Korban Dinyatakan Hilang

Pihaknya juga menyatakan, pesawat buatan Embraer Brasil merupakan pesawat yang usianya tergolong muda. Di samping itu, juga mudah perawatannya.

"Jadi, pesawat Super Tucano ini masih bagus, umurnya masih muda sekitar 9 tahun. Selain itu, perawatan atau maintenance bagus dan tidak susah. Sehingga, kelayakan dan kesiapan pesawat tidak ada masalah," terangnya.

Namun dengan adanya kejadian tersebut, pihak TNI AU menghentikan sementara operasional penerbangan Skadron Udara 21. Hal itu dilakukan, untuk pemeriksaan lebih lanjut pada pesawat Super Tucano.

"Untuk sementara, tidak ada penerbangan skadron. Sesuai prosedur kecelakaan seperti itu, jadi kami periksa (keseluruhan) pesawat," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi jatuhnya pesawat.

 
"Kami mengimbau, apabila menemukan bagian dari pesawat, jangan dibawa atau dipindahkan,"

"Apabila menemukan, tolong informasikan lalu difoto letaknya di mana, kemudian beritahu tim gabungan yang ada di lokasi. Tim akan datang, karena itu sangat dibutuhkan untuk penyelidikan," tandasnya.

Faktor cuaca

Cuaca buruk diduga menjadi penyebab jatuhnya dua pesawat tersebut.

Baca juga: 3 Kru Pesawat TNI AU Super Tucano yang Jatuh di Gunung Bromo Tewas: 1 Lagi Belum Ditemukan

Agung Sasongkojati mengatakan pada awalnya ada 4 pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB.

Keempat pesawat tersebut latihan terbang formasi. Rutenya adalah area Alfa, Bravo, Charlie dan kembali ke Lanud Abdulrachman Saleh,

"Setelah take off, bergabung dalam formasi dan sesaat kemudian memasuki cuaca kurang baik. Akhirnya, mereka saling melepas diri (berpisah formasi). Dimana dua pesawat lainnya bisa naik dan keluar dari awan, kemudian lost contact dengan Super Tucano TT-3111 dan TT-3103," bebernya.

Disinggung terkait dengan cuaca buruk yang dimaksud, pihaknya mengungkapkan adanya kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.

"Jadi, awan yang menyelimuti lereng gunung. Membuat awak pesawat tidak bisa melihat dengan jelas," kata dia.

Agung Sasongkojati mengatakan penyebab kecelakaan tersebut masih diselidiki lebih lanjut.

TNI AU saat ini mencari Flight Data Recorder (FDR) kedua pesawat.

Baca juga: Kronologi Pesawat TNI AU Hilang Kontak hingga Ditemukan Jatuh di Pasuruan

"Karena di FDR menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi, serta lain sebagainya," pungkasnya.

3 kru pesawat Mayor Pnb Yuda A. Seta, Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, dan Kolonel Pnb Subhan dinyatakan tewas.

Sementara Letkol Pnb Sandhra Gunawan belum ditemukan.

Seperti diberitakan, EMB-314 Super Tucano merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya.

Dengan desain tersebut, pesawat tersebut dapat berperan mendukung misi-misi pengintaian, close air support, dan penumpasan pemberontak.

Baca juga: Helikopter Dikerahkan untuk Evakuasi Pesawat Tempur TNI AU yang Jatuh di Pasuruan

Sebanyak 16 pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil tersebut, dibeli oleh TNI AU pada tahun 2012 dan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh.

Armada baru ini bertugas menggantikan pesawat OV-10 F Bronco yang telah dipensiunkan karena usianya yang tua.

Penulis: Kukuh Kurniawan

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul TNI AU Sebut 2 Pesawat Super Tucano Jatuh di Pasuruan Masih 9 Tahun dan Layak Terbang

dan

Cuaca Buruk Diduga Jadi Penyebab 2 Pesawat Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan

Sumber: Surya Malang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas