Lantik HMI Cabang Persiapan Lahat, Wasekjen PB HMI Ingatkan Empat Nilai Ini
Okta menerangkan, kepincangan demokrasi Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi kaum pemuda terkhusus kaum mahasiswa
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Lantik HMI Cabang Persiapan Lahat, Wasekjen PB HMI Ingatkan Empat Nilai Ini
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Persiapan Lahat resmi dilantik oleh Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) HMI Oktaria Saputra yang berlangsungsung di Gedung Pertemuan Pemerintah Kabupaten Lahat.
"HMI didirikan pada 05 Februari 1947, dimana dua tahun pasca kemerdekan Indonesia. HMI didirikan oleh Prof. Lafran Pane, yang kala itu masih menjadi Mahasiswa di Sekolah Tinggi Islam (Sekarang UII) beserta 14 orang lainnya," terangnya, Sabtu (18/11/2023).
Didirikannya HMI bukan tanpa sebab, para pendiri HMI meyakini bahwa kemunduran umat Islam diawali dengan kemunduran berpikir.
Ini lebih disebabkan umat Islam terlena dengan kebesaran dan kejayaan di masa lalu.
Baca juga: Bursa Calon Ketua Umum PB HMI: Eks Pimpinan Badko HMI Sulselbar Maju Calonkan Diri
Oleh karenanya muncul banyak gerakan untuk menentang hal tersebut demi mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas. Gerakan ini disebut gerakan pembaharuan, yang memandang Islam tak hanya terbatas pada hal-hal sakral saja.
Melainkan, keseluruhan pola kehidupan manusia yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, kata Okta, Sabtu (18/11/2023)
Dalam sambutannya, ia menegaskan, tahun 1947 Indonesia baru saja mendeklarasikan kemerdekannya. Tetapi Belanda belum sepenuhnya mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal tersebut menjadi kegelisahan bagi pemuda kala itu.
Maka dengan didirikannya HMI, menjadi wadah bagi pemuda Islam untuk turut serta mengangkat senjata mempertahankan Kemerdekaan Indonesia yang telah diraih di atas cucuran darah para pendahulu.
Dalam Anggaran Dasar, Pasal 8 dikatakan bahwa HMI berfungsi sebagai organisasi kader. Dalam pedoman perkaderan dikatakan bahwa, Kader adalah sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar.
Hal ini dijelaskan dalam ciri-ciri komulatif seorang kader HMI, yaitu:
Pertama, seorang kader bergerak dan terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan-aturan main organisasi dan tidak bermain sendiri sesuai dengan selera pribadi.
Dari segi nilai, aturan itu adalah NDP, sedang dari segi operationalisasi organisasi adalah AD/ART HMI, pedoman perkaderan, dan pedoman serta ketentuan organisasi lainnya.
Kedua, seorang kader memiliki komitmen yang terus menerus (permanen), tidak mengenal semangat musiman, tapi utuh dan istiqomah (konsisten) dalam memperjuangkan dan melaksanakan kebenaran.
Ketiga, seorang kader memiliki bobot yang dan kualitas sebagai tulang punggung atau kerangka yang mampu menyangga kesatuan komunitas manusia yang lebih besar. Jadi fokus penekanan kaderisasi adalah pada aspek kualitas.
Keempat, seorang kader memiliki visi dan perhatian yang serius dalam merespon dinamika sosial lingkungannya dan mampu melakukan social engineering.
"HMI mempunyai konsep kepemimpinan yang di internalisasikan kepada para kader dalam berbagai jenjang perkaderan, mulai dari Basic Training (LKI), Intermediate Training (LKII), maupun Advance Training (LKIII), ataupun berbagai bentuk perkaderan lainnya yang ada di HMI," kata Okta.
Okta menerangkan, kepincangan demokrasi Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi kaum pemuda terkhusus kaum mahasiswa sebagai kaum intelektual.
"Peran mahasiswa dalam penegakan demokrasi Indonesia kini dipertanyakan, apa yang mahasiswa seyogianya lakukan guna dapat menegakan demokrasi Indonesia?" terangnya.
Dalam menjawab tantangan realitas sosial saat ini ada pelbagai ikhtiar yang seyogianya dilakukan mahasiswa guna menegakan demokrasi Indonesia saat ini.
"Seperti mahasiswa harus selalu peka dan sadar terhadap pelbagai fungsi dan tanggung jawab yang diemban seperti diantaranya mahasiswa sebagai agen of change, dan juga sebagai agen of control," ujarnya.
Sebagai agen of control mahasiswa diharapkan mampu mengontrol pelbagai kebijakan pemerintah, cara mengontrol ini bisa dengan pelbagai cara, diantaranya dengan memberikan masukan seperti saran maupun kritikan melalui tulisan di media massa, dan juga bisa lewat aksi demonstrasi.
"Namun masalah yang kerap dihadapi mahasiswa ketika menyuarakan aspirasi (baik tulisan maupun demonstrasi) yakni seringnya pemerintah bersikap baperan, juga cenderung labil, dan kurang berfikir kritis dalam menyikapi aksi yang dilakukan mahasiswa dalam upaya menumbuh-kembangkan demokrasi melalui penyampaian aspirasi,” kata Okta.
Untuk diketahui, pelantikan ini berlangsung hikmat di Gedung Pertemuan Pemkab Lahat, Sabtu, 18 November 2023.
Hadir dalam pelantikan ini, Bupati Kabupaten Lahat, Ketua DPRD Kabupaten Lahat, Pengurus MD KAHMI Lahat, serta sejumlah pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan perwakilan OKP Cipayung Plus. Pelantikan HMI ini mengusung tema Peran Strategis Mahasiswa Dalam Mengawal Demokrasi Hang Sehat Pada Era 4.0.