4 Kasus Penyerangan dan Teror KKB terhadap Pekerja Proyek Puskesmas di Papua, Total 4 Korban Tewas
Penyerangan terhadap para pekerja proyek pembangunan puskesmas di Papua tak hanya sekali. Hingga November 2023, dua kasus serupa pernah terjadi.
Penulis: Dewi Agustina
Aksi brutal KKB diketahui setelah para pekerja yang selamat melarikan diri ke pos keamanan terdekat dan melaporkan kejadian tersebut.
"Pukul 13.00 WIT, kami dapat laporan dari para pekerja yang selamat. Mereka lapor ke Pos Kotis kami di Ilaga bahwa mereka telah diserang oleh KKB menggunakan senjata api, panah dan parang," kata Faizal.
Aparat keamanan gabungan mendatangi lokasi kejadian untuk mencari korban yang gagal melarikan diri.
"Pukul 15.00 WlT, kami kumpulkan personel Satgas Damai Cartenz, tim gabungan TNI-Polri untuk mendatangi TKP guna penyelamatan dua pekerja yang masih belum ditemukan," ungkapnya.
"Setelah pencarian, kami temukan satu orang pekerja telah meninggal dunia atas nama Oto dan satu orang berhasil kami temukan bersembunyi di semak-semak dalam kondisi selamat, namun terkena panah," sambung Faizal.
Semua korban dievakuasi ke RSUD Puncak, sedangkan 19 pekerja yang selamat dibawa ke Polres Punca untuk dimintai keterangan.
10 Februari 2023, 25 Warga Distrik Paro Dievakuasi
Sebelumnya sebanyak 25 warga Distrik Paro Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan dievakuasi ke Distrik Kenyam, Nduga, pada Jumat (10/2/2023).
Evakuasi tersebut karena puluhan warga tersebut ketakutan setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, mengancam 15 pekerja bangunan dan membakar pesawat Susi Air, pada Selasa (7/2/2023).
Proses evakuasi tersebut menggunakan 4 helikopter milik TNI-Polri.
"Saat kami melakukan evakuasi para pekerja pembangunan Puskesmas Distrik Paro, menemukan bahwa masyarakat turut mengamankan diri ke arah Kenyam," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani di Mimika, Jumat.
Menurut dia, kondisi warga yang hendak berjalan kaki ke Kenyam sangat memprihatinkan karena mereka tidak membawa bahan makanan.
Sementara jarak ke Distrik Kenyam cukup jauh dan biasanya warga Paro membutuhkan waktu hingga empat hari berjalan kaki ke Kenyam.
Karena kondisi tersebut, aparat keamanan memutuskan untuk mengevakuasi warga di sekitar Gunung Wea yang menjadi lokasi penjemputan 15 pekerja bangunan pada Rabu (8/2/2023) lalu.
"Jam 7 tadi kita dropping pasukan untuk melakukan evakuasi, jam 10 tadi rombongan pertama berjumlah 25 orang sudah sampai di Kenyam," kata Faizal.