Rahman Tikam Tukang Bentor Berkali-kali hingga Tewas, Akui Sudah 7 Tahun Hubungan Mereka Buruk
Kepada polisi, Rahman mengaku sudah tujuh tahun komunikasinya buruk alias tidak harmonis dengan Nurdin.
Editor: Dewi Agustina
Saat itu Rahman tidak mengindahkan tantangan itu, lalu pada siang hari pelaku sempat cekcok.
Mereka berdua bahkan sempat dilerai warga sekitar lantaran cekcok itu nyaris adu fisik.
"Lalu korban ini pulang ke rumahnya, dan datang kembali membawa parang di lokasi kejadian," ungkapnya.
Korban lalu menebas pelaku, sempat ditangkis, lalu tebasan kedua mengenai wajah.
Saat korban terjatuh dalam duel tersebut, pelaku lalu menindis korban dan menikamnya.
Korban pun terkapar dan pelaku menikam kembali hingga terdapat tujuh luka tusukan.
"Begitu pengakuan pelaku saat kita interogasi, dia sudah tidak bisa menghindari pertikaian itu," ungkapnya.
Dijemput di Rumahnya
Pelaku dijemput polisi di Desa Botto, Kecamatan Campalagian, Polman pada pukul 15.00 Wita.
Usai melarikan diri setelah duel maut dengan tukang bentor bernama Nurdin (50) pada pukul 14.00 Wita.
Polisi menangkap pelaku tanpa perlawanan di rumahnya satu jam setelah insiden berdarah ini.
Pelaku akhirnya dibawa ke Mapolres Polman Jl Ratulangi, Pekkkabata untuk pemeriksaan.
Foto yang diterima Tribun-Sulbar.com, pelaku berambut gondrong, kedua tangannya dipenuhi tatto.
Kasatreskrim Polres Polman, Iptu Bagus Wardana mengatakan duel maut ini dipicu adanya ketersinggungan.
Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul PENGAKUAN Rahman ke Polisi Usai Tikam dan Tewaskan Tukang Bentor di Wonomulyo