Mendulang Rupiah dari Sampah: Bantu Perekonomian Warga, Lingkungan pun Bersih Terjaga
Sejumlah desa di Kecamatan Polanharjo, Klaten mendirikan bank sampah untuk mengatasi masalah sampah. Hasilnya, warga sejahtera, lingkungan juga bersih
Penulis: Sri Juliati
Editor: Nuryanti
Ditambah kebiasaan warga yang masih gemar membuang sampah sembarangan menjadikan limbah rumah tangga itu semakin tak terurus.
Kondisi sampah yang kian meresahkan ini memantik perhatian dari Kepala Desa Kranggan, Gunawan Budi Utomo.
Gunawan yang baru saja dilantik sebagai pemimpin desa, meluncurkan dua program untuk penanganan sampah.
Program pertama adalah pengelolaan sampah organik melalui Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa (Posyantekdes).
Sampah organik dari limbah rumah tangga diangkut lantas dijadikan bahan dasar pakan maggot, larva lalat tentara hitam (black soldier fly/BSF).
Maggot yang diproduksi lantas digunakan sebagai pakan ayam petelur dan lele yang hasilnya disetorkan ke badan usaha milik desa (BUMDes).
Sementara program pengelolaan sampah yang kedua melalui bank sampah.
Bank Sampah Berkah Utomo menampung sampah-sampah anorganik seperti alumunium, besi, seng bekas, botol kaca, botol plastik, gelas plastik, kaleng, kertas, plastik, tas kresek, kertas semen, hingga minyak jelantah.
"Jadi pembagiannya, sampah organik dikelolanya lewat Posyantekdes, sedangkan sampah anorganik, yang punya nilai jual, dikelola Bank Sampah Berkah Utomo," jelas Herni.
Bank Sampah Online
Herni melanjutkan, pembentukan Bank Sampah Berkah Utomo tak lepas dari pendampingan PT Tirta Investama Klaten (Danone AQUA Group) dengan LSM SHIND.
Melalui pendampingan ini, kegiatan operasional Bank Sampah Berkah Utomo dijalankan melalui sistem online.
Nasabah dapat mengetahui berapa jumlah transaksi dan tabungannya lewat aplikasi bernama banksampah.online di HP.
Mereka hanya perlu login menggunakan alamat email dan password untuk mengakses aplikasi tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.