Pemprov Aceh Putuskan Tampung Pengungsi Rohingya di UPTD Rumoh Seujahtera Ladong, tapi Hanya 7 Hari
Pemerintah Aceh akhirnya memutuskan untuk menampung pengungsi Rohingya UPTD Rumoh Sejahtera, sembari menunggu solusi dari UNHCR.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kedatangan pengungsi Rohingnya kembali mendapat penolakan dari warga Saree, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, pada Senin (11/12/2023).
Bahkan warga Saree melakukan penghadangan di depan pintu gerbang Bumi Perkemahan Pramuk Saree.
Setelah mendapat penolakan dari warga, pengungsi Rohingya pun menunggu kepastian nasib mereka di sekitar Taman Ratu Safiatuddin, yang terletak tak jauh dari Kantor Gubernur Aceh.
Pemerintah Aceh kemudian memutuskan untuk memindahkan pengungsi Rohingya ke UPTD Rumoh Sejahtera, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar.
Keputusan pemindahan pengungsi Rohingya ke UPTD Rumoh Sejahtera ini diambil setelah dilaksanakannya rapat oleh Asisten I Pemerintah Aceh.
Ratusan pengungsi Rohingya tersebut akhirnya diangkut menggunakan tiga unit mobil truk milik Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul (Satpol PP dan WH ) Aceh menuju UPTD Rumoh Sejahtera.
Baca juga: Dugaan penyelundup manusia dalam gelombang pengungsi Rohingya di Aceh - Apa tindakan Indonesia?
Menurut Kabid Trantikum Satpol PP dan WH Aceh, Azman, Pemerintah Aceh hanya menampung pengungsi Rohingya selama seminggu saja.
Setelahnya Pemerintah Aceh akan menunggu solusi masalah Rohingya ini dari pihak UNHCR.
“Batas waktu yang diberikan oleh pemerintah hanya seminggu saja di UPTD itu."
"Setelahnya kita menunggu hasil solusi dari pihak UNHCR,” kata Azman.
Baca juga: Ditolak Warga, Ratusan Pengungsi Rohingya Dibawa ke Kantor Gubernur Aceh
Akal Pengungsi Rohingya Agar Bisa Mendarat Setelah Diusir Warga: Matikan Lampu Kapal
Sebanyak 180 pengungsi Rohingya asal Negara Myanmar mendarat di tepi pantai Laweung, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu (10/12/2023) sekira pukul 03.00 WIB.
Seratusan pengungsi Rohingya tersebut menaiki satu kapal dan ditampung sementara di tepi pantai di gampong tersebut.
Warga Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga (Laweung) kemudian menyuarakan penolakan kedatangan pengungsi Rohingya tersebut.
"Masyarakat menolak etnis Rohingya ditampung sementara di tepi pantai Gampong Blang Raya," kata Keuchik Blang Raya, Rijalul Fitri pada Minggu (10/12/2023).
Baca juga: 335 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh Hari Ini, Tumpangi 2 Kapal Pengangkut
Ia menyebutkan, dirinya saja saat hendak menghadiri pertemuan dengan Dinas Sosial Pidie dan UNHCR, warga melarang di datang pada rapat tersebut.
"Tapi, saya nekat datang pada rapat tersebut meski dilarang warga. Saat rapat digelar, warga langsung bersuara yang menolak Rohingya ditampung di pantai Blang Raya," ujar Rijalul.
Menurutnya, penolakan warga telah terjadi sejak awal etnis Rohingya mendarat dengan satu kapal, sekitar pukul 02.00 WIB.
Saat itu, warga menarik kembali kapal ditumpangi etnis Rohingya ke laut.
Sehingga kapal berisi etnis Rohingya pergi, dan tidak jadi mendarat.
Baca juga: Saat Jokowi Soroti Pengungsi Rohingya, Sebut Terkait Perdagangan Orang
Saat itu, kata Rijal, ketika melihat kapal Rohingya pergi warga pun pulang.
Kapal yang membawa Rohingya itu sempat mematikan lampu saat meninggalkan tepi pantai Blang Raya.
"Saya mengetahui kembali Rohingya telah berada di tepi pantai Blang Raya ketika diberitahukan petani tambak,” urai dia.
“Ternyata kapal yang membawa Rohinya mendarat di Gampong Tuha Biheu, kecamatan sama. Kemudian Rohingya jalan kaki sekitar 25 meter di bawah guyuran hujan ke Blang Raya," jelasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Diberi Tenggat Waktu Seminggu, Pengungsi Rohingya Kini Diantar ke UPTD Rumoh Seujahtera Ladong, serta tayang di Tribunnews.com dengan judul Akal Pengungsi Rohingya Agar Bisa Mendarat Setelah Diusir Warga: Matikan Lampu Kapal.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)(Serambinews.com/Ilhami Syahputra)