Arak-arakan Jenazah Lukas Enembe Belum Tiba di Rumah Duka, Pemakaman Dilakukan Jumat Pagi
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan pemakaman jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe terpaksa tertunda.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan pemakaman jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe terpaksa tertunda.
Hal ini karena jenazah belum juga tiba di rumah duka hingga dini hari tadi.
Menurutnya massa masih mengarak jenazah Lukas Enembe.
Dilansir dari Kompas.com, Mathius menjelaskan, proses membawa jenazah Lukas Enembe tersebut juga beberapa kali terhambat sehingga tidak sampai tepat waktu.
Diketahui pemakaman jenazah awalnya dijadwalkan pada Kamis (28/12/2023) sore.
"Sampai saat ini (pukul 21.00 WIT) masih belum sampai di kediaman karena mereka masih terus melakukan aktivitas pengantaran jenazah menuju rumah almarhum di Koya Tengah," ujar Fakhiri, di Jayapura, Kamis malam.
Fakhiri menjelaskan mengenai proses perjalanan iring-iringan jenazah yang mengalami beberapa kali hambatan.
Menurut dia, rombongan terhambat karena ada masyarakat yang menahan untuk melakukan prosesi pelepasan dan juga ada beberapa kali gesekan dengan aparat karena sikap massa yang cendrung anarki.
"Dalam perjalanan menuju sana itu juga ada insiden ada terjadi keributan di depan makam Theys. Kemudian sampe di Waena lagi berhenti di Expo, dicegat ada prosesi lagi di sana, kemudian terjadi pembakaran ruko di dekat lampu merah Waena," tuturnya.
Pemakaman diperkirakan akan dilakukan pada Jumat (29/12/2023) pagi.
"Saya sangat berharap sekali lagi kepada anak-anak kami, saudara-saudara kami yang berduka. Mari berduka yang benar, sesuai budaya kita di Papua. Bukan melakukan hal-hal yang merusak, mencederai martabat dan harkat kita sebagai anak Papua. Kita telah merusak, mencoreng sendiri. Ini mudah-mudahan ke depan setelah prosesi pemakaman yang menurut kami pasti akan terjadi besok pagi," kata Fakhiri.
Diduga ada penyusup
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Prabowo
mengungkap dugaan adanya penyusup yang masuk dan memprovokasi massa arak-arakan peti jenazah mantan gubernur Papua Lukas Enembe.
Ia menuturkan, awal mulanya arak-arakan peti jenazah hanya ikuti oleh masyarakat sekitar dan pihak keluarga yang menggunakan kendaraan roda empat.
Namun ada massa yang datang dan bersikeras ingin mengantarkaan Lukas Enembe dengan berjalan kaki.
Baca juga: Luka-luka Karena Dilempar Batu Pengiring Jenazah Lukas Enembe, Pj Gubernur Papua Dirawat ke Jakarta
"Ini kan memang massa yang jumlahnya sangat besar, bergabung bersama dengan rombongan keluarga. Kita tetap mengantisipasi adanya penyusup yang akan memprovokasi sebagian dari kelompok tersebut ini memang yang sangat terbuka," ujar dia dalam tayangan Kompas TV malam, Kamis (28/12/2023).
Pihaknya pun terus memastikan keamanan secara khusus dalam pemakanan Lukas Enembe serta kota Jayapura secara keseluruhan.
Aparat kemanan baik TNI dan polisi menjaga ketat lokasi pemakaman, juga dibantu oleh elemen masyarakat setempat.
"Jadi kita sudah berupaya maksimal untuk memberikan pelayanan pengamanan untuk prosesi jenazah ini baik mulai dari ketibaan di Jayapura kemudian bersemayam dan nanti pada pemakaman. Jadi kami bersama dengan unsur TNI dan juga pemerintah daerah membantu dengan dari elemen masyarakat serta dari pihak keluarga dan pihak gereja GIDI," terang Kombes Benny.
Aksi lempar batu hingga ruko dibakar
Melansir Tribun-Papua.com, kericuhan terjadi bermula saat massa menahan rombongan keluarga Lukas dan Forkopimda Papua.
Baca juga: Ricuh Massa Pengantar Jenazah Lukas Enembe Buka Luka Lama Kasus Kerusuhan 2019 di Jayapura
Setelah itu, arak-arakan jenazah Lukas diwarnai aksi pelemparan batu.
Massa melempari sejumlah bangunan seperti warung makan, kantor perbankan, bangunan hotel, dan beberapa rumah warga.
Kericuhan itu juga membuat Pejabat (Pj) Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun terluka.
Ridwan mengalami luka di bagian kepala karena lemparan batu dari massa.
"Di antara beberapa korban ada dari pemerintah daerah yaitu Bapak Pj Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun yang terluka akibat lemparan batu," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, dilansir Kompas.com.
Benny juga menyebut, ada aparat keamanan yang menjadi korban tetapi jumlahnya belum dapat dipastikan.
"Ada juga korban dari beberapa aparat keamanan, baik itu Brimob, TNI, dan mobil polisi yang juga jadi sasaran pembakaran," ungkapnya.
Sementara itu, alasan massa menyerang anggota TNI/Polri karena tak ingin aparat keamanan menghalangi perjalanan mereka.
"Polisi, tentara jangan di jalan, kamu yang bunuh bapak kami," kata seorang massa.
Pasca-aksi pelemparan batu, situasi di Kota Jayapura sempat kondusif.
Namun, situasi tersebut tak berlangsung lama. Pada Kamis sore, massa kembali bertindak anarkis.
Mereka melakukan pembakaran terhadap rumah toko (ruko) di perempatan lampu merah Waena.
Api menjalar dengan cepat dan merambat ke beberapa ruko lainnya.
Pantauan Tribun-Papua.com di lapangan, massa yang membakar ruko itu sempat diadang oleh aparat keamanan dan berhasil dipukul mundur.
Sekira pukul 18.10 WIT, aparat keamanan berhasil mengamankan lokasi dan berupaya memadamkan api.
Jurnalis Dikeroyok
Aksi pengeroyokan juga dilakukan massa terhadap jurnalis CNN Indonesia, Arie Bagus Poernomo.
Pengeroyokan itu terjadi sekira pukul 10.15 WIT.
Saat kejadian, Arie sedang bertugas untuk meliput kedatangan jenazah Lukas.
Baca juga: Pj Gubernur Papua, Kapolda hingga Jurnalis jadi Korban Kericuhan Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe
Arie pun mengikuti iring-iringan jenazah yang akan disemayamkan di Stakin Sentani.
Namun, saat berada di pertigaan Pasar Lama Sentani, korban yang sedang mengambil rekaman video dihampiri warga.
Massa lantas merebut paksa ponsel milik Arie.
Dengan sigap Arie berupaya mengamankan hasil liputannya dan memasukkan ponselnya ke dalam baju.
Karena menolak menyerahkan ponselnya, Arie dipukul sejumlah orang hingga terjatuh.
"Karena ingin mengamankan gambar hasil liputan, saya pun tertelungkup di aspal."
"Massa yang tak diketahui jumlahnya mulai (melakukan pengeroyokan)," ungkap Arie.
Beruntung aksi massa itu bisa dihentikan Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus Maclarimboen.
Arie pun langsung dievakuasi aparat kepolisian ke Pos Brimob.
"Saya langsung dijemput sama teman dan dibawa ke Rumah Sakit Yowari di Sentani untuk mendapatkan pelayanan medis," tandasnya.
Dari hasil pemeriksaan, tempurung lutut kanan Arie mengalami cedera.
Untuk diketahui, jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe akan dimakamkan di kediamannya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis (28/12/2023).
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan yang menyebut jenazah Lukas sudah tiba di rumahnya.
Melansir Tribun-Papua.com, pada pukul 20.17 WIT, iring-iringan jenazah Lukas melintasi Jembatan Youtefa.
Mereka tampak mengibarkan bendera Bintang Kejora.
Dalam video yang diterima Tribun-Papua.com, bendera itu diikat dengan kayu dan dipegang oleh warga yang menaiki sepeda motor.
Dalam video itu juga terdengar suara yang menyampaikan ada bendera Bintang Kejora berkibar.
"Bintang Kejora ada berkibar di sebelah," ujar warga dalam video tersebut. (*)