Bagaimana Nasib 231 Pekerja Migran Asal Sumbar Pasca Gempa Magnitudo 7,6 di Jepang?
BP3MI masih menunggu informasi dari KBRI Tokyo terkait kondisi PMI asal Sumbar.
Editor: Dewi Agustina
Transportasi sempat terhenti. Puluhan penerbangan ke Ishikawa Niigata dan Toyama juga dibatalkan kemarin.
Hari ini puluhan pasukan beladiri Jepang (SDF) dikerahkan ke lokasi gempa untuk membantu masyarakat setempat.
Listrik di 32.000 rumah tangga sempat mati. Jaringan telepon dan internet juga sempat terganggu.
Peringatan Tsunami Kembali Diperdengarkan Lagi Sejak 2011
Gempa berkekuatan besar mengguncang prefektur Ishikawa Jepang, Senin (1/1/2024).
Gempa dengan magnitudo 7,4 itu terjadi pukul 16.10 JST atau 14.10 WIB.
Akibat gempa besar terjadi gelombang tsunami di beberapa wilayah.
Badan Meteorologi Jepang menyatakan, peringatan tsunami kembali diperdengarkan lagi sejak 2011.
"Ini adalah peringatan tsunami pertama sejak Maret 2011 yang waktu itu dipicu gempa besar di Samudera Pasiffik," tutur Juru bicara Badan Meteorologi Jepang Toshiro Shimoyama dalam konferensi persnya.
Baca juga: Pihak Kementerian Luar Negeri RI Belum Terima Laporan WNI Jadi Korban Gempa di Jepang
Peringatan tsunami ini berlaku untuk di semenanjung Prefektur di Ishiwara.
Pihaknya tengah mengobservasi gelombang tinggi tersebut dan belum mencabut peringatan.
Karena itu, seluruh warga yang tinggal di wilagah pesisir untuk segera meninggalkan tempat dan berpindah ke dataran yang lebih tinggi.
"Kepada warga yang tinggal di wilayah Pesisir. Mami imbau untuk mengungsi ke daratan ke lebih tinggi," tutur dia.
Selain di Ishikawa, gempa juga dirasakan di wilayah Prefektur Niigata, Toyama, dan Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.
Gempa tersebut membuat gedung runtuh, jalanan rusak parah hingga pemicu kebakaran.