Juru Parkir di Medan Diduga Dianiaya Sejumlah Oknum Polisi, Korban Dimasukkan ke Mobil Patroli
Sejumlah oknum polisi di Medan diduga menganiaya juru parkir hingga memar. Korban buat video pengakuan dan viral di media sosial.
Editor: Abdul Muhaimin
TRIBUNNEWS.COM - Seorang juru parkir di Medan, Sumatra Utara bernama Aprizal mengaku dianiaya sejumlah oknum polisi.
Video pengakuan Aprizal yang babak belur dan dipaksa masuk ke mobil patroli Polrestabes Medan viral di media sosial.
Aprizal merupakan juru parkir resmi Pemko Medan atau yang bekerja kepada pihak ketiga pengelola E-parking Kota Medan.
Menanggapi kasus ini, Kapolrestabes Medan Kombes Teddy John Sahala Marbun menyatakan oknum yang terlibat penganiayaan telah dimasukkan ke penjara khusus (Patsus).
Namun demikian, belum dijelaskan ada berapa dan siapa saja personel yang dimasukkan ke dalam penempatan khusus.
Katanya, penempatan khusus sembari menunggu proses maupun sanksi yang akan diberikan.
Terkait dugaan penyiksaan dengan juru parkir, Teddy mengatakan sudah ada perdamaian kedua belah pihak sehingga tidak ada laporan korban ke Propam maupun ke pidana.
"Masalah tersebut sudah ada perdamaian. Oknum anggota sudah diamankan dan di patsus untuk proses lanjut,"kata Kapolrestabes Medan Kombes Tedy John Sahala Marbun, Jumat (5/1/2024).
Diberitakan sebelumnya, Aprizal menunjukkan wajah dan kepalanya yang memar, terluka akibat digebuki di dalam mobil.
Katanya, pascadibawa masuk ke mobil patroli, ia dibawa berkeliling sambil digebuki dan dipaksa ngaku jika dirinya preman.
"Saya dibawa jalan-jalan dan saya dipukuli di jalan. Sampai bengkak-bengkak ini (sambil memegang pipinya),"katanya.
Baca juga: Pengakuan Satria Mahathir yang Aniaya Anak Anggota DPRD Kepri: Teman Saya Senggolan
"Tidak tahu kesalahan saya apa, pak polisi. Padahal disini saya cuma juru parkir pak. Dibilang saya pungli padahal saya punya bed pak. Saya disuruh ngaku kesalahan dan dibilang premanisme dan pungli,"sambungnya.
Pascakejadian ini, Aprizal meminta keadilan kepada Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi karena diduga terus dihajar.
Bahkan ia ngaku dibawa ke asrama polisi tersebut di Jalan Putri Hijau dan kembali digebuki.