Saiful Tewas Diduga akibat Tersambar Petir, Keluarga Tolak Jenazah Diautopsi
Pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian korban akibat musibah ini dan menolak dilakukan autopsi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNNEWS.COM, BIMA - Saiful (40), warga Desa Kambilo, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat diduga tewas akibat tersambar petir saat tengah tengah berada di ladang, Sabtu (6/1/2024).
"Dugaan sementara adalah korban meninggal dunia akibat tersambar petir. Keluarga korban telah memberikan izin untuk pemakaman," kata Kapolsek Wawo AKP Wongso dalam keterangan, Minggu (7/1/2024).
Menurut kapolsek, pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian korban akibat musibah ini dan menolak dilakukan autopsi.
"Keluarga korban juga menolak dilakukannya autopsi terhadap mayat tersebut," tambahnya.
Baca juga: 8 Anak di Jatiluhur Dilarikan ke Tempat Layanan Kesehatan Usai Tersambar Petir
Kendati demikian, kepolisian tetap akan melakukan prosedur standar dalam menangani kasus kematian seperti ini.
"Kami mengimbau masyarakat selalu berhati-hati terutama saat cuaca buruk dan petir untuk menghindari kejadian serupa," pesannya.
Guru SMAN Tersambar Petir
Peristiwa serupa sebelumnya juga terjadi di Pangkep, Sulawesi Selatan.
Arsyad, seorang guru SMAN ditemukan tak bernyawa di belakang salah satu hotel di Terminal Baru, Pangkep, Kamis (4/1/2024) pukul 20.00 WIT.
Guru SMA ini meninggal dunia diduga akibat tersambar petir.
Jenazahnya sudah dievakuasi.
"Info penemuan mayat di belakang hotel BM Terminal Baru, bernama Bpk Arsyad Guru Smansa Pangkep diduga terkena petir. Sementara dievakuasi," demikian kabar yang beredar.
Tribun-Timur.com masih berusaha mengonfirmasi pihak terkait perihal kejadian itu.
Sebelumnya korban tersambar petir di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), MYL (22) tewas.
Baca juga: 2 Petani Meninggal Tersambar Petir, BPBD Imbau Warga Jangan Beraktivitas di Sawah saat Hujan