Pria Obesitas di Tangerang yang Beratnya Capai 200 Kg Dilarikan ke RS, Alami Bengkak dan Infeksi
Pria obesitas dengan berat mencapai 200 kilogram di Tangerang dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami sejumlaj pembengkakan hingga infeksi.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria asal Desa Pesanggrahan, Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, mengalami obesitas lantaran memiliki berat badan mencapai 200 kilogram (kg).
Pria bernama Engky (33) itu rupanya sudah tak lagi bisa bergerak sejak awal 2023 lalu.
Ketua RT Setempat, Sarwono, mengatakan hal ini lantaran Engky mengalami sejumlah pembengkakan.
"Kejadian itu sudah dirasakan Engky sejak setahun yang lalu, padahal sebelum tahun baru 2023 masih bisa jalan naik motor pun bisa," ujar Sarwono, Selasa (9/1/2024), dikutip dari TribunTangerang.com.
"Pembengkakan yang dialami dia enggak tahu dari faktor makan atau kenapa, mungkin ada yang lain, saya kurang paham," sambungnya.
Padahal, Engky kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek untuk menghidupi keluarganya.
Saat ini, Engky tinggal bersama ibunya.
"Engky jadi tukang ojek, sehari-hari dia yang memberi makan keluarga, karena ayahnya sudah meninggal," ujarnya.
Kini, Engky dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang pada Senin (8/1/2024) kemarin.
Engky Juga Mengalami Infeksi
Terkait kondisi Engky, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kabupaten Tangerang, Mohamad Rifki, mengatakan pria obesitas seberat 200 kilogram (kg) itu juga mengalami infeksi akibat pembengkakan di kakinya.
Baca juga: Tak Obesitas, Tapi Alami Penumpukan Lemak di Bawah Dagu, Kok Bisa? Begini Kata Dokter
"Kedua kaki pasien bengkak, terutama kiri, karena sebelah kiri itu memang lebih besar, mungkin karena kurangnya higenis sehingga menimbulkan infeksi," ujar Rifki, Selasa, dikutip dari TribunTangerang.com.
"Kami juga akan cari dalamnya seperti apa, sehingga penanganan lebih cepat," sambungnya.
Menurutnya, Engky kini telah ditangani sejumlah dokter spesialis agar mendapat perawatan intensif.
"Selain tim spesialis IGD, pasien juga ditangani dokter spesialis penyakit dalam, bedah dan gizi, tapi kami juga melihat perkembangannya, kalau memerlukan koordinasi dengan spesialis yang lain akan tambahkan timnya," urai dia.