Pekerja Migran yang Diselundupkannya ke Malaysia Sempat Tak Digaji, Wati Diringkus Polisi
Wati ditangkap berdasarkan laporan korbannya ES, yang bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga (PRT), tetapi sempat tak digaji.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wati, warga Kabupaten Langkat diringkus Subdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut.
Wati adalah tersangka dugaan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal dari Sumatra Utara ke Malaysia.
Dia ditangkap berdasarkan laporan korbannya ES, yang bekerja di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga (PRT), tetapi sempat tak mendapatkan gaji selama tiga bulan sejak Desember 2022 hingga Maret 2023.
Panit 2, Subdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut Ipda Frisman mengatakan, setelah ditanyakan kepada majikan korban, ternyata gaji sudah dikirim kepada penyalur di Malaysia.
Baca juga: BPS: Indonesia Negara Pengirim Pekerja Migran Terbesar Kedua di Asia Tenggara
Ketika ditanya lagi ke penyalur tenaga kerja di Malaysia, ternyata gaji korban sudah dikirim ke tersangka atau penyalur asal Sumut sebesar Rp 32 juta.
Dari sinilah korban mengetahui bahwa gajinya digelapkan oleh tersangka.
"Ini tersangka penempatan pekerja migran secara ilegal tanpa prosedur regulasi pemerintah. Ini berdasarkan pengaduan dari masyarakat pada bulan Oktober 2023, kemudian kita melakukan penyelidikan sehingga kita berhasil melakukan pengungkapan," kata Panit 2, Subdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut Ipda Frisman, Jumat (12/1/2024) malam.
Polisi menerangkan, korban baru menerima gaji setelah protes terhitung sejak April 2023 hingga Juli 2023.
Kemudian korban dipulangkan oleh majikannya ke penampung di Malaysia dan dari penampungnya dikirimkan ke KBRI Malaysia.
Hingga saat ini korban ES masih di KBRI Malaysia guna proses pemulangan.
Dari informasi yang didapat Kepolisian, korban seharusnya mendapat upah sebesar Rp 5 juta, sesuai kesepakatan dan janji tersangka.
"Setelah itu penampungnya menyerahkan paspor korban dan menyuruh taksi untuk mengantarnya ke KBRI Malaysia. Sampai saat ini korban sudah berada di KBRI Malaysia," ujarnya.
Baca juga: Perahu yang Bawa Migran dari Libya Terbalik, Diperkirakan 61 Orang Tewas Tenggelam
Polisi menerangkan, pengiriman pekerja migran secara ilegal ini bermula pada Oktober 2022 lalu, dimana korban diduga dibujuk tersangka untuk kerja di Negeri Jiran dan dijanjikan menerima upah
1.500 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 5 juta.
Singkat cerita, pada November 2022, tersangka membuatkan paspor korban dan tanggal 20 tersangka menjemput korban untuk diberangkatkan ke Kota Dumai, Provinsi Riau.